Indosat Blog Contest (SinyalKuat.co.cc)
Custom Search

Selasa, 08 April 2008

oase iman

Semoga kita senantiasa berada dalam barisan pejuang di jalan Allah… setiap sholat yang kita lakukan, ibadah yang kita kerjakan, hidup dan mati kita hanya untuk Allah Pencipta langit dan bumi.

Untuk para Saudaraku…, hanya hendak mengingatkan bukan maksud menggurui, bahwa Islam merupakan agama yang mampu mensinergikan potensi materi dan ruhi manusia. Datang sebagai jawaban bagaimana memberdayakan alam nyata dan meraih kebahagiaan akhirat setelah kehidupan dunia sekarang. Seorang muslim adalah pribadi yang mampu beraktifitas di dunia secara baik guna punya nilai positif dihari esok, pertanggung jawaban hari akhirat kelak. Sebesar dan sekecil apapun yang dia lakukan harus senantiasa mempunyai unsur ibadah atau dengan kata lain berada senantiasa dalam lingkup yang diridhoi Allah. Keridhaan Allah mencakup segenap kebaikan dalam kaca mata islam, sering kita kenal yang istilah ibadah . Dalam hal ini Allah memberikan jalur rambu-rambu bagaimana hidup di dunia penuh prestasi. Jadi setiap muslim mempunyai asset yang sangat besar dalam mewujudkan kemakmuran dunia, karena segala yang ia lakukan tidak lain adalah rahmatan lil’alamin, mewujudkan kesemuanya itu telah tertuang dalam al Quran empat belas abad silam. Seorang muslim merupakan realisasi dari konsep hidup Qurani yang terpancar dalam kepribadiannya. Alhamdulillah kita adalah muslimin.

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan risalahnya, menjadiakn manusia menempati posisi kemanusiaannya dengan Islam. Namun, subhanallah… masih ada sekian banyak manusia yang congkak dan berpaling dari Allah, mengesampingkan islam dan bahkan mencemohnya sebagai agama kreasi Muahmmad saw. Mereka kehilangan tujuan hidup yang benar, tidak mengetahui apa misi dari keberadaan mereka di dunia ini. Namun hebatnya tidak sedikit manusia yang tipe seperti itu mampu terbang setinggi burung, berlari melebihi kecepatan lari harimau, berenang lebih dalam dari ikan… akan tetapi tidak bisa berjalan sebagai mana Allah menginginkan manusia berjalan di atas bumi ini, dalam artian kebajuan material dan tehnologi mereka luar biasa. Sayangnya mereka jauh dari islam, hingga tidak bisa menjalankan dan memadukan kekuatan ruhi dan materi yang ada pada diri mereka.

Disisi lain melihat realita secara umum yang terjadi sekarang ini pada kaum muslimin sendiri mengalami dekadensi dalam banyak hal. Bukankah seharusnya Mereka penganyom dunia, rahmatan lil’alamin, sebagai umat terbaik, social komunitas yang mampu tampil terdepan dalam segenap perbaikan peradapan dunia kemarin, sekarang dan yang akan datang, seharusnya lebih kreatif dari pada orang-orang sekuler yang paling kreativ, lebih produktif dari pada orang-orang kafir yang paling produktiv, lebih disiplin dari pada orang-orang ateis yang paling disiplin… lebih, lebih dan lebih. Akan tetapi malah kebalikannya yang terjadi secara umum. Hampir seperlima dari penduduk dunia sekarang adalah muslim. Tanah mereka amat luas, penuh dengan sumber daya alam yang begitu melimpah. Ironisnya kehidupan mereka bisa dibilang lemah, perekonomian mereka masih tertekan dan belum bisa menguasai pasar global, militer mereka masih belum mampu mengeluarkan otot yang membuat lawan enggan dan segan untuk berbuat semena, terlebih lagi budaya mereka yang sudah terkontaminasi dengan polusi peradaban barat yang sudah jauh dari nilai moral dan etika. Pergaulan muda mudi mereka yang terjajah oleh imperialisme barat kufar, dan masih sekian banyak lagi bukti nyata mencatat kemunduran kaum muslimin yang tertidur lelap dalam ketertinggalannya.

Saudaraku…, kesemuanya itu merupakan permasalahan kita bersama yang perlu ditindak lanjuti, karena kita adalah bagian dari mereka. Kehancuran kita adalah kerugian dunia. Sudah saatnya kaum muslimin bangun dari lelap tidur keterpurukan dalam buaian, bangkit untuk tampil terdepan penuh gagah berkata isyhaduu bianna muslim bukan lagi berkata inna hahunaa qaiduun, berdiam tanpa usaha yang konkrit.

Saudaraku…, selaku muslim yang meyakini bahwa Islam adalah agama yang datang dari Allah Tuhan semesta alam, merupakan manhaj rabbani, undang undang universal yang mengatur kehidupan secara komplek, meliputi ekonomi, polotik, budaya, militer dan segenap dimensi hidup lainnya. Datang dari Tuhan yang telah menciptakan alam manusia dan manusia itu sendiri. Dialah Allah yang amat sayang pada manusia melebihi rasa sayang seorang ibu pada anaknya. Dialah Allah lebih mengetahui manusia dari pada manusia pengetahuian dirinya sendiri. Dialah Allah Pencipta langit dan bumi. Pernahkah timbul sebuah pertanyaan pada diri kita, sampai sejauh ini kita hidup, Allah memberikan kesempatan pada jantung untuk tetap berdetak, nafas masih terhembus, namun sumbangsih apakah yang telah kita berikan untuk islam sebagai satu satunya solusi yang bisa menyelesaikan problematika dunia? Bukankah seorang muslim memberikan yang terbaik bukan hanya untuk diri sendiri? Bukan hanya untuk keluarga? Bukan juga Negara? Namun islam rahmat untuk alam semesta. Sampai sejauh mana kita menjalankan apa yang Allah inginkan dari penciptaan kita? Pertanyaan itulah yang mampu menjamin kita untuk mendapatkan kedudukan mulia di mata Allah.

Terakhir, aku hendak menyampaikan kutipan doa dari saudaraku yang pernah mengatakan “Semoga kita berada bersama barisan actor dan artis Allah yang tulus mempersembahkan karya terindah di segenap episod hidup hanya untuk-Nya.” Wallahu a’lam.


Kehidupan sederhana merupakan bagian dari kebahagiaan” (HR. Ahmad)

Meski ada jutaan dahan kayu di hutan, seekor pipit cukup memakai sebatang ranting untuk menggayutkan sarangnya. Keselamatan telur-telurnya lebih berarti dibanding seberapa banyak ranting yang bisa dikuasai. Seekor zebra hanya meneguk air kubangan secukupnya meski panas terik membakar. Inilah alam mengajarkan kesederhanaan. Bersikap sesuai dengan keperluan dan kemampuan, tak melebihkan dan tak menguranginya. Menjaga batas kewajaran agar melodi hidup dapat berjalan seirama.

Kesederhanaan adalah kekuatan di balik orang-orang hebat. Tokoh besar dunia, seperti Rasulullah, Budha, Mahatma Gandhi dan lainnya, memberi keteladan itu. Keinginan mereka selalu terkontrol dalam batas keperluan. Mereka tidak mau membebani hidup dengan hal-hal yang remeh, kegiatan yang tidak bernilai. Mereka menempatkan nilai hidup di atas materi. Tulus menerima dan mensyukuri segala yang dianugerahkan, hidup terasa berkecukupan dan bersahaja. Di Negara mana pun orang bersahaja lebih dihormati dan disegani.

Rasulullah saw. seorang pemimpin yang sederhana. Rumah dan perabotan beliau sederhana. Pakaian beliau tidak lebih bagus dari yang lain. Beliau bergaul dengan siapa pun, kaya maupun miskin. Pola pikir beliau juga tidak berbelit-belit, Aisyah r.a. berkata, “Rasulullah saw. tidak pernah memilih antara dua perkara melainkan akan memilih yang paling mudah antara keduanya selama perkara itu tidak mendatangkan dosa. Jika mendatangkan dosa, baginda adalah orang yang paling menjauhinya” (HR. Muslim). Beliau makan juga tidak melebihi batas kenyangnya perut. Aisyah menuturkan, keluarga Muhammad tidak ada yang pernah kenyang dari roti gandum dua hari berturut-turut sampai meninggal (HR. Bukhari).

Kesederhanaan dapat mengubah suasana sosial semakin harmonis, terhindar dari kesenjangan yang dapat mengusik ketentraman hidup bersama. Kesederhanaan akan membuka sekat diri merasa lebih berharga. Dan menggantinya dengan ketawadhuan, kesadaran akan keterbatasan diri, begitu pula rekan-rekan kita. Maka saling melengkapi lebih penting dari pada menonjolkan diri. Inilah refleksi keimanan, Rasul bersabda, “Sesungguhnya kesederhanaan itu bagian dari iman” (HR. Abu Dawud).

Kesederhanaan berarti melepaskan diri dari tuntutan dunawiyah yang menyesakkan. Dengan kata lain mengambil persoalan dari esensinya, dan menyikapinya dengan proporsional. Kesederhanaan selalu menghiasi seseorang dengan kemurahan hati dan sikap yang bijak, dan akan membawa pelakunya pada lapang dada dan menjauhkannya dari prasangka yang dapat meresahkan hidup.


Setiap orang pernah mendapat kenyataan pahit, yang dapat membuat jengkel, stres, atau bahkan putus asa, seolah-olah tidak ada jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan.

Padahal tidak ada satu kejadian pun yang lepas dari ketentuan Allah. Allah yang Maha Indah tentu ada keindahan pula di setiap ketentuan-Nya. fireworks-2.pngKita takkan pernah menemui keindahan bunga mawar jika yang kita lihat adalah durinya.

Kita takkan pernah merasakan indahnya puasa jika yang kita rasakan hanya lapar dan dahaga. Carilah keindahan di setiap kenyataan, carilah makna di balik tiap peristiwa, sebagai bekal kehidupan.

Selalu ada kemudahan setelah kesulitan. Yakinlah Allah yang Maha tahu kekurangan dan kebutuhan kita takkan salah memberi masalah & takkan mengecewakan hamba-Nya frog-2.pngbila kita sungguh-sungguh mengharap ridha Allah.

Sungguh menakjubkan urusan orang beriman itu. Semua urusannya baik baginya. Hal itu hanya dimiliki oleh orang beriman. Jika ia memperoleh keberuntungan ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia ditimpa kesulitan, dia bersabar dan itu baik baginya. (HR. Muslim)



seneeeeng.jpg

Tiap kita punya pendapat sendiri tentang kebahagiaan. Walau pun semua berhasrat ingin bahagia, namun tak sedikit kita jumpai orang yang tidak bahagia. Padahal tiada kurang harta yang dimilikinya, tiada kurang penghormatan untuknya, dan tiada kurang jabatannya. Kecantikan bukan ukuran kebahagiaan. Hal itu ibarat bunga yang suatu saat layu. Bukan pula harta kekayaan. Ia ibarat hujan yang akan kering setelah datang sinar matahari. Bukan juga kekuatan. Ia ibarat pertandingan, ada saatnya menang, tapi ada juga saatnya kalah. Singkat kata dunia tak dapat membahagiakan kita.

Syahdan sebelum menciptakan manusia, Allah tugaskan dua malaikat untuk menempatkan sesuatu yang amat berharga yang kelak akan dicari seluruh manusia. Malaikat satu berkata, aku kan letakkan di dasar samudra, hingga hanya orang yang tangguhlah yang menemukannya. Malaikat satu lagi berkata, aku kan menyimpannya di puncak gunung hingga tak ada yang menemukan kecuali orang yang kuat tekadnya. Perselisihan itu pun tak berujung. Akhirnya Allah yang memutuskan, Aku kan taruh sesuatu itu di lubuk hati manusia yang paling dalam.

Sesuatu apakah gerangan hingga Allah turun tangan. Tak lain itu adalah kebahagiaan.Kebahagiaan tertanam dalam diri kita sendiri. Kita hanya perlu menemukannya. Ia sering kali tertimbun endapan rasa takut, dengki dan kecewa akibat hal-hal di luar diri kita. Karena itu harus kita singkirkan. Kita takut kehilangan sesuatu, padahal mau tidak mau, semua yang datang pasti kan pergi. Kita dengki melihat kenikmatan orang, padahal tidak kurang anugerah Allah pada kita. Kadang kita kecewa dengan kejadian diluar, padahal selalu ada hikmah yang indah di balik semua kejadian yang telah berlalu.

Kebahagiaan adalah ketulusan. Hanya dengan ketulusan kita bisa menemukan kebahagiaan. Tulus menerima segala apa yang Allah anugerahkan seraya mensyukurinya. Allah lebih mengetahui dari pada kita tentang apa yang kita butuhkan. Jangan lepaskan burung di tangan hanya karena mengharap burung yang terbang. Yakinlah apa Allah yang takdirkan untuk kita, itu baik buat kita. Maka jangan remehkan apa-apa yang telah kita miliki.

Ketulusan akan menyingkirkan debu kedengkian, kekecewaan sekaligus kecemasan. Sebaliknya ketulusan membawa kita pada sikap ridha. Maka Allah pun akan meridhai kita. Rasul bersabda, Sesungguhnya besarnya pahala bergantung besarnya ujian. Apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Allah menguji mereka. Maka siapa yang ridha, maka Allah akan meridhainya, dan siapa yang murka, maka Allah akan memurkainya” (HR. Tirmidzi).

Kebahagiaan ibarat air dalam botol. Botol dan air memang saling memerlukan. Namun hanya air yang dapat melepaskan dahaga. Maka siapa yang memiliki akal sehat akan memilih air, sedang orang yang sesat akan memilih botol, tanpa melihat apakah terdapat air didalamnya atau tidak. Itulah sebabnya, dahaganya tidak pernah terpuaskan, sebab ia tidak tahu apakah botol itu kosong atau berisi.

Tidak ada komentar:

Custom Search