Indosat Blog Contest (SinyalKuat.co.cc)
Custom Search

Senin, 29 Desember 2008

Melati Fm 107,7 Mhz

Melati fm beralamat di Jl. Hasan Kepala Ratu No. 1052 Sindang Sari atau di Kampus Hijau STKIPM, Kotabumi. Di prakarsai oleh Bpk. Drs. Irawan Suprapto, saat ini yang menjadi kepala radio komunitas ini adalah Mr. Berlian, dan di koordininir oleh rekan kami Ryan.Saat ini Melati Fm masih bertahan dengan enam program dan lima Wadyaballa atau penyiar yaitu Nisa, Deby, Al-fhat, Nonny, Laxmi.Sekarang Melati telah banyak di terima oleh masyarakat luas meskipun daya pancarnya terbatas, dan 11 April 2008 nanti Melati akan genap berusia 1 tahun. Harapan kami semua, Melati bisa menambah kesuksesan dan bisa menjadi radio yang menjadi wadah untuk saling bersosialisasi dengan Civitas Akademika dan Masyarakat, serta bisa menapilkan program-program yang sesuai dengan motto kita yaitu: News and Education. Selain itu Kita juga berharap radio komunitas pendidikan ini dapat selalu memberikan informasi-informasi teraktual yang dapat menambah wawasan, infirasi, serta pengetahuan bagi pendengar.

Melati Fm adalah sebuah Radio Komunitas yang berdiri pada tanggal 11 April 2007 bertepatan juga dengan lounching internet di Kampus Hijau STKIPM Kotabumi, Lampung Utara. Saat ini Melati memiliki enam program yaitu Morning Show Pkl 08.00-09.00 wib, Info Campus Pkl 09.00-10.00 wib, program ini di pandu olenh Jeng Debyan Tata.... Orangnya seru abizzzzzz. Kalau tdi acranya Deby sekarang acaranya Nisa...or Novi '''''' kita semua menggunakan nama samaran ya biar buat orang pada penasaran itu aja sih tujuannya bukannya gak seneng dengan nama sendiri. Tepat pukul 10.00-12.00 wib semua loyal listener bisa sua bareng ma Nisa cute n sweety.. acara yang aku bawawin namanya MBR Part One... ini suatu ajang untuk anak-anak muda request lagu yang mereka suka dan disini semua bisa denger lagu2 yang lagi ngetop saat ini. nah, tepat pukul 12 siang kalian semua bisa dengerin lagu or senandung nasyid di Melati Fm, acara ini di pandu ma jeng Lasmi... orangnya cute abizzzzzzz and pendiam tapi suaranya itu loh gx nahan... abiznya mendesah banget...Pukul Satu siang sampai pukul dua kalian bakal ketemu ama jeng Nonni yang fussy abizzz dia bakal nyuguhin tembang2 lawas baik dari dalam negri maupun luar negri ya lumayan untuk pengantar tidur siang.... and the last kalian bakal denger suara Alfhat...Dia bawain program MBRPart Two..

Makna tahun baru islam


Landasan

:“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta,

benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah….”

(Q.S.al-Taubah/09:20)


History :

Hijrah Membangun PeradabanDalam kaidah bahasa Arab, Hijrah bermakna
“pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain.“
(Ibnu Manzur, Lisan al-Arab, Juz V, hlm 251 & Luis Ma’luf, Qomus al-Munjid, hlm 855).
Sebutan hijrah di dalam Islam kemudian dikaitkan dengan kejadian perpindahan
Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah (dulu bernama Yatsrib).
Nabi Muhammad melakukan hijrah karena adanya tekanan yang sangat kuat
dari kelompok yang merasa terusik dengan kehadiran Muhammad yang membawa agama baru dan memperlakukan para budak dan orang-orang miskin secara istimewa.

Kejadian hijrah inilah yang kemudian diabadikan oleh khalifah Umar sebagai awal dimulainya tahun Hijriyah.Kedatangan Nabi Muhammad SAW membawa perubahan bagi
Madinah yang dipenuhi dengan tindakan kekerasan, kesenjangan sosial,
dan pelanggaran hak-hak asasi manusia. Nabi meletakkan pondasi persaudaran dan perdamaian.
Tidak hanya antara kaum Muhajirin dengan Anshar, tetapi juga antara umat Islam dengan Yahudi.


Poin-poin penting perjanjian itu berisikan.:

a) Bahwa kaum Yahudi hidup damai bersama kaum Muslimin dan kedua belah pihak bebas menjalankan agama masing-masing.

b) Kaum Muslim dan Yahudi wajib memikul tanggung jawab belanja sendiri-sendiri.

c) Kaum Yahudi dan Muslim wajib saling tolong menolong.

d) Barang siapa yang tinggal di dalam atau di luar kota Madinah wajib dilindungi.

(Said Romdhan al-Buthi, Fiqh al-Sīrah, hlm 204-205).


Konteks sekarang :

Hijrah tidak hanya bermakna keluar dari satu tempat ke tempat yang lain,
melainkan juga berpindah dari kondisi buruk menuju kondisi yang lebih baik.
Gambaran tersebut dapat dipetik dari usaha Nabi yang berusaha keluar dari kondisi keterancaman
di Makkah menuju Madinah dengan tujuan untuk membangun peradaban Islam yang lebih baik.
Dalam kenyataan Islam kini, ancaman itu berbentuk kemiskinan, kebodohan dan intoleran,
baik sesama umat Islam maupun sesama umat beragama lainnya.
Ancaman tersebut juga datang dari kondisi bangsa yang mengumbar
kekerasan dan ketidakadilan pemimpin (korupsi, kolusi, dan nepotisme).
Kita wajib hijrah dari kondisi yang teraniaya tersebut.
Tentu hijrah itu dengan memerangi dan menghilangkan segala faktor yang melahirkan kemiskinan,
kekerasan, dan intoleransi yang menganiaya kita saat ini.
Keluar dari keterancaman tersebut tentu tidak mudah.
Ia membutuhkan perjuangan kuat (jihad).
Itulah alasan mengapa dalam setiap ayat kata “hijrah“ selalu
dibarengi dengan kata “Jihad“ atau perjuangan.
Hal tersebut bisa dilihat dari surat .

al-Taubah [09] ayat 20 yang berbunyi :

الذين امنوا وهاجروا وجاهدوا في سبيل الله باموالهم وانفسهم اعظم درجة عند الله أ ولئك هم الفائزون“

Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta,
benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah;
dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan“.


Kesimpulan:


Merenungkan hijriyah sembari juga menyemai semangat berhijrahnya
Nabi dengan tidak mengulang perbuatan buruk di tahun lalu.
Persis seperti pernyataan Nabi bahwa “barang siapa yang menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin,
maka dialah orang yang beruntung“ Karenanya, haruskah cerita di atas menjadi pemandangan kita
setiap tahun baru Hijriyah ?

Rabu, 24 Desember 2008

Memahami Makna Kehidupan

Pada dasarnya manusia lahir kedunia ini hanya untuk bersujud kepada Allah,
Namun bukan berarti harus over time.
Perlu kita ketahui bahwa kehidupan yang kita lalui saat ini adalah kunci kedepan,
Akhiratlah sebagai finalnya. Firman Allah Ta’ala : Hidup di dunia ini.
Tidak lain hanyalah suatu kesenangan dan permainan belaka. S
esungguhnya kampung akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya jika mereka mengetahuinya.
{Q.S. 29:64}

Kita dapat memahami secara jelas, Kehidupan kita di dunia ini hanyalah permainan,
kesenangan, Bahkan bisa menjadi malapetaka bagi kita sendiri.
Manusia umumnya hanya menjalani kehidupan ini apa adanya,
tampa memahami maknanya. Apalagi jika sampai lalai dengan kilauan dunia,
Maka kesesatanlah yang memicu kehidupan.Apapun yang kita miliki di dunia ini,
baik itu harta yang melimpah, jabatan yang tinggi belum tentu kita akan hidup tenang.
Katakan saja anda kaya, Punya jabatan tinggi dan sebagainya,
tetapi apakah kekayaan dan jabatan itu dapt membahagiakan dan menenangkan anda?

Andaikan kebahagian terletak pada jabatan dan kekayaan,
Tentu Fir’aun sudah bahagia dan tentu orang-orang amerika tidak ada yg stress.
Menurut islam, kebahagiaan letaknya tidak pada jabatan dan kekayaan semata.
Konsep islam secara menyeluruh mengenai kebahagiaan atau ketenangan ialah
dengan cara merohanikan segala sesuatu yang berbentuk materi kepada Allah Ta’ala.

Disisi lain rasulullah berpesan dalam sabdanya :
Ada empat yang menjadikan kebahagian bagi seseorang:
Yang pertama adalah Memiliki istri yang salehah.
Kedua, Memiliki anak-anak yang berbakti.
Yang ketiga adalah mempunyai teman- teman yang baik,
dan yang keempat adalah rezekinya berada di negeri sendiri.’’
(HR. Imam Ad Dailami)

Dari hadist di atas dapat kita ambil pertimbangan,
Sudahkah kita memiliki empat hal tersebut?
Jika sudah berarti kita telah termasuk golongan orang yang beruntung dalam kehidupan ini.
Semua yang kita miliki di dunia ini bersifat fana,
namun apabila yang kita miliki tersalur pada jalan yang baik dan benar,
maka kita akan mendapatkan ganjaran yang baik pula dari Allah S.W.T.

Akan tetapi bila bertolak-belakang dari itu maka jangan heran jika kita
akan mendapatkan ganjaran yang buruk.
Kunci yang paling utama untuk menghindari diri kita dari laknat Allah ialah Ilmu dan hati.
Dan ilmu yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan dunia dan akhirat supaya kita bias
memaksimalkan lajunya kehidupan ini, Sehingga hati selalu tepat membisikkan mana
yang hal yang terbaik dan yang kekal untuk kita.

Sadarilah bahwa kita manusia semakin bertambah usia maka semakin dekat pula dengan liang lahat,
walau sehebat apapun kita, maut takkan pernah mundur walau selangkah pun.
Tetapi mengapa kita sebagai manusia terkadang selalu lupa dan tidak insaf.
Mengapa semakin tua usia kita semakin dekat pula dengan perbuatan maksiat.
Hal ini disebabkan dari kurangnya pengetahuan kita tentang hal ukhrawi,
Ada juga yang tau banyak akan hal itu tapi tanpa ada pengamalan,
maka hal tersebut sama-sama memiliki hasil yang nihil.

Selagi nyawa masih dikandung badan,
marilah kita berusaha menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya.
Mengerjakan amal untuk ukhrawi bukan berarti harus meninggalkan kepentingan dunia,
Namun harus ada keseimbangan antara keduanya.
Semoga kita tergolong hamba yang diberkahi di dunia
dan mendapat kebahagiaan di akhirat nantinya,
Amin ya rabbala ‘alamin.
Allahu ‘alam.

Senin, 22 Desember 2008

Surat Buat Mama


Dear Mama

Ketika aku membuka mata,
Kulihat mentari bersinar begitu terang , burung-burung berkicauan
Dan daunpun sudah mulai menguapkan embunya.
Menyambut sang mentari pagi dan
Semua terlihat begiiiitu bahagia

Seketika itu pula air mataku ini mengalir dengan derasnya
seperti air langit yang tumpah menghanyutkan isi bumi
Ketika aku teringat sesosok yang selalu membangunkan ku dari lelap mimpiku
yang selalu membacakan dongeng kehidupan untuk ku
yang mengajariku arti hidup
mengajariku menyayangi dan mengasihi orang lain serta lingkunganku
sosok itu pula pintu bagiku untuk menuju dunia ini

dia mengajarkan kemandirian bagiku
dia juga mengajariku pedihnya hidup ini

semoga lambaian hawa dari surga membawa Mama ke sana
Mama kau adalah yang terbaik di hatiku
Kau adalah yang tak tergantikan
Terimakasih Mama atas semua yang kau berikan untuk ku
semoga mama mendapat tempat terbaik di sana nantinya

Lakhsmi
putri mama

INDOSAT PUNYA GAWE


Sedikit berbagi kebahagiaan,keceriaan ,dan persahabatan dengan pembaca semua.
Di acara indosat gathering pemenang IBC.
Minggu 21 desember 2008, di lembah hijau acara out bond dan water boom.
Acara di laksanakan sekitar pukul 09.00, seru, menarik ,menantang dan penuh inspirasi.
Aku menemukan banyak hal dalam acara ini, mendapatkan pengetahuan,happy,tapi lumayan cape juga sich sampe badan meriang.
Ketika berada dalam site itu ada suatu hal yang sulit di dapat dari site-site yang lain,
di sana bisa berkumpul dengan orang-orang yang hobby ITnya tinggi dan mungkin dari sanalah mereka mendapat suatu aura kehidupan.
Hal ini terasa sangat berbeda karena aura ITnya yang sebenarnya tidak dalam acaranya tapi dari orang-orang yang berkumpul di sana.
Tapi ada perasaan sedih yang terasa dalam di hatiku ketika hanya sedikit manusia Indonesia yang dapat merasakan mudahnya hidup, indahnya hidup, dengan menggunakan IT pada zaman modern seperti saat ini yang kebanyakan hanya di rasakan orang-orang yang hidup di tempat yang mudah untuk mendapatkan kemudahan-kemudahan itu meskipun hidup di semua tempat itu tetap indah ketika kita menikmati dan merahmati hidup ini.
Semoga menjadikan inspirasi bagi pembaca yang terhormat.

Kamis, 18 Desember 2008

Implementasi dana pendidikan

Pendidikan merupakan suatu bidang yang sangat erat hubunganya
dengan keadaan ekonomi masyarakat,sosial budaya dan kemajuan suatu bangsa.
Namun ketika pendidikan sedang di galakan dalam semangat empat limanya,
tak bisa di pungkiri dunia itu menjadi lahan untuk mencari keuntungan
dengan dalih untuk kemajuan bangsa dana untuk pendidikan di naikan.
tapi ternyata implementasinya tak sepenuhnya merangkul dunia pendidikan itu sendiri bagaikan tanaman inang yang selalu menempel pada yang bisa memberi keuntungan.
Bukanya memperindah atau memperkaya pohon yang di tumpanginya tetapi malah memperkaya diri sendiri.

Senin, 15 Desember 2008

KEMISKINAN

Berbagai Pengertian
Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masakini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.
Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri yang muncul di Eropah. Pada masa itu kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di permukiman kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti prostitusi, kriminalitas, pengangguran.
Amerika Serikat sebagai negara maju juga dihadapi masalah kemiskinan, terutama pada masa depresi dan resesi ekonomi tahun 1930-an. Pada tahun 1960-an Amerika Serikat tercatat sebagai negara adi daya dan terkaya di dunia. Sebagian besar penduduknya hidup dalam kecukupan. Bahkan Amerika Serikat telah banyak memberi bantuan kepada negara-negara lain. Namun, di balik keadaan itu tercatat sebanyak 32 juta orang atau seperenam dari jumlah penduduknya tergolong miskin.
Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya mempunyai 49,5 juta jiwa penduduk yang tergolong miskin (Survai Sosial Ekonomi Nasional / Susenas 1998). Jumlah penduduk miskin tersebut terdiri dari 17,6 juta jiwa di perkotaan dan 31,9 juta jiwa di perdesaan. Angka tersebut lebih dari dua kali lipat banyaknya dibanding angka tahun 1996 (sebelum krisis ekonomi) yang hanya mencatat jumlah penduduk miskin sebanyak 7,2 juta jiwa di Perkotaan dan 15,3 juta jiwa perdesaan. Akibat krisis jumlah penduduk miskin diperkirakan makin bertambah.
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan alamiah dan karena buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan "buatan" terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka tetap miskin. Maka itulah sebabnya para pakar ekonomi sering mengkritik kebijakan pembangunan yang melulu terfokus pada pertumbuhan ketimbang pemerataan.
Berbagai persoalan kemiskinan penduduk memang menarik untuk disimak dari berbagai aspek, sosial, ekonomi, psikologi dan politik. Aspek sosial terutama akibat terbatasnya interaksi sosial dan penguasaan informasi. Aspek ekonomi akan tampak pada terbatasnya pemilikan alat produksi, upah kecil, daya tawar rendah, tabungan nihil, lemah mengantisipasi peluang. Dari aspek psikologi terutama akibat rasa rendah diri, fatalisme, malas, dan rasa terisolir. Sedangkan, dari aspek politik berkaitan dengan kecilnya akses terhadap berbagai fasilitas dan kesempatan, diskriminatif, posisi lemah dalam proses pengambil keputusan.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untak memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari fihak lain yang membantunya.
Lebih lanjut, garis kemiskinan merupakan ukuran rata-rata kemampuan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum. Melalui pendekatan sosial masih sulit mengukur garis kemiskinan masyarakat, tetapi dari indikator ekonomi secara teoritis dapat dihitung dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran. Sementara ini yang dilakukan Biro Pusat Statistik (BPS) untuk menarik garis kemiskinan adalah pendekatan pengeluaran.
Menurut data BPS hasil Susenas pada akhir tahun 1998, garis kemiskinan penduduk perkotaan ditetapkan sebesar Rp. 96.959 per kapita per bulan dan penduduk miskin perdesaan sebesar Rp. 72.780 per kapita per bulan. Dengan perhitungan uang tersebut dapat dibelanjakan untuk memenuhi konsumsi setara dengan 2.100 kalori per kapita per hari, ditambah dengan pemenuhan kebutuhan pokok minimum lainnya, seperti sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi. Angka garis kemiskinan ini jauh sangat tinggi bila dibanding dengan angka tahun 1996 sebelum krisis ekonomi yang hanya sekitar Rp. 38.246 per kapita per bulan untuk penduduk perkotaan dan Rp. 27.413 bagi penduduk perdesaan.
Banyak pendapat di kalangan pakar ekonomi mengenai definisi dan klasifikasi kemiskinan ini. Dalam bukunya The Affluent Society, John Kenneth Galbraith melihat kemiskinan di Amerika Serikat terdiri dari tiga macam, yakni kemiskinan umum, kemiskinan kepulauan, dan kemiskinan kasus. Pakar ekonomi lainnya melihat secara global, yakni kemiskinan massal/kolektif, kemiskinan musiman (cyclical), dan kemiskinan individu.Kemiskinan kolektif dapat terjadi pada suatu daerah atau negara yang mengalami kekurangan pangan. Kebodohan dan eksploitasi manusia dinilai sebagai penyebab keadaan itu. Kemiskinan musiman atau periodik dapat terjadi manakala daya beli masyarakat menurun atau rendah. Misalnya sebagaimana, sekarang terjadi di Indonesia. Sedangkan, kemiskinan individu dapat terjadi pada setiap orang, terutama kaum cacat fisik atau mental, anak-anak yatim, kelompok lanjut usia.
Penanggulangan Kemiskinan
Bagaimana menangani kemiskinan memang menarik untuk disimak. Teori ekonomi mengatakan bahwa untak memutus mata rantai lingkaran kemiskinan dapat dilakukan peningkatan keterampilan sumber daya manusianya, penambahan modal investasi, dan mengembangkan teknologi. Melalui berbagai suntikan maka diharapkan produktifitas akan meningkat. Namun, dalam praktek persoalannya tidak semudah itu. Lantas apa yang dapat dilakukan?
Program-program kemiskinan sudah banyak dilaksanakan di berbagai negara. Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat program penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antar negara bagian, memperbaiki kondisi permukiman perkotaan dan perdesaan, perluasan kesempatan pendidikan dan kerja untuk para pemuda, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi orang dewasa, dan pemberian bantuan kepada kaum miskin usia lanjut. Selain program pemerintah, juga kalangan masyarakat ikut terlibat membantu kaum miskin melalui organisasi kemasyarakatan, gereja, dan lain sebagainya.
Di Indonesia program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak pula dilaksanakan, seperti : pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampung, gerakan terpadu pengentasan kemiskinan. Sekarang pemerintah menangani program tersebut secara menyeluruh, terutama sejak krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, melalui program-program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Dalam JPS ini masyarakat sasaran ikut terlibat dalam berbagai kegiatan.
Sedangkan, P2KP sendiri sebagai program penanggulangan kemiskinan di perkotaan lebih mengutamakan pada peningkatan pendapatan masyarakat dengan mendudukan masyarakat sebagai pelaku utamanya melalui partisipasi aktif. Melalui partisipasi aktif ini dari masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran tidak hanya berkedudukan menjadi obyek program, tetapi ikut serta menentukan program yang paling cocok bagi mereka. Mereka memutuskan, menjalankan, dan mengevaluasi hasil dari pelaksanaan program. Nasib dari program, apakah akan terus berlanjut atau berhenti, akan tergantung pada tekad dan komitmen masyarakat sendiri. (Redaksi)

Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang "miskin".
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia

Senin, 10 November 2008

Manfaat technologi bagi pelajar

Banyak manfaat yang didapat dari perkembangan technologi informasi dan komunikasi, di berbagai bidang salah satunya adalah manfaat bagi para pelajar,mereka dapat belajar dengan menggunakan technologi
e-learning yaitu dengan berhubungan jarak jauh tanpa harus mendatangkan guru guru dari ibu kota. seperti contoh nya dalam film ‘denias’ dimana pemerintah lebih memfokuskan pendidikan di ibu kota ketimbang di bagian timur indonesia,,para pelajar juga dapat mencari informasi yang jangkauan nya lebih luas dan mendunia, jadi mereka selalu tau perkembangan dan informasi yang terbaru Akses jaringan berpita lebar memang jadi impian bagi pengguna teknologi yang hobi Internet, transfer data, dan multimedia.

Kamis, 06 November 2008

Mengapa kita harus membaca Alquran ?

Seorang Muslim tua Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Al Quran di meja makan di dapurnya. Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.
Suatu hari sang cucu nya bertanya, “Kakek! Aku mencoba untuk membaca Al Qur’An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Al Qur’An?Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara di dasar keranjang, memutar sambil melobangi keranjang nya ia menjawab, “Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air.” Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.

Kakek tertawa dan berkata, “Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi,” Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tersebut untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucumengambil ember sebagai gantinya. Sang kakek berkata, “Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang batubara itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup, maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.

Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, ” Lihat Kek, percuma!” “Jadi kamu pikir percuma?” Jawab kakek.

Kakek berkata, “Lihatlah keranjangnya.” Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam. “Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Al Qur’An. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, luar dalam. Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita.”

DIarsipkan di bawah: Cerita Islam

kata2 mutiara

ilmu
Pelajarilah Ilmu, karena mempelajarinya karena Allah adalah khasyah, Menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah Tasbih, mencarinya adalah Jihad, Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah Shadaqah, menyerahkan kepada ahlinya adalah Taqarrub. Ilmu adalah teman dekat dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian.– Muadz bin Jabal Radhiyyallahu anhu

sabar
Harta yang paling menguntungkan ialah SABAR.
Teman yang paling akrab adalah AMAL.
Pengawal peribadi yang paling waspada adalah DIAM.
Bahasa yang paling manis adalah SENYUM.
Dan ibadah yang paling indah tentunya KHUSYUK.


"Hiduplah bersama Al-Quran, baik dengan cara menghafal, membaca, mendengarkan, maupun merenugkannya. Sebab ini obat yang mujarab untuk mengusir kesedihan dan kedukaan."
(Dr Aidh Al Qarni, La Tahzan) "

" Thales pernah berkata bahwa hal yang paling sulit dalam hidup ini adalah mengenal diri sendiri. Karena itu tidak mengherankan jika amat sedikit orang yang mampu mengenal Tuhannya.
(Al Bayan)"

"Jangan memandang kecilnya suatu kemaksiatan, tapi lihatlah kepada kebesaran Zat yang engkau lakukan kemaksiatan terhadap-Nya
(Bilal bin Rabah)"

"Rasakanlah kerendahan saat engkau rukuk dalam shalat. Karena engkau meletakkan jiwamu pada asalnya, yakni tanah. Mengembalikan cabang kepokoknya, dengan cara bersujud ke tanah yang darinya engkau di ciptakan.
(Imam Al Ghazali)"

" Sesungguhnya tak seorangpun dilahirkan berilmu. Ilmu diperoleh dengan belajar. (Ibnu Mas'ud R.A)"
"Hikmah dan ilmu telah diletakkan dalam rasa lapar, sementara kemaksiatan dan kebodohan telah diletakkan dalam kekenyangan.
(Abd. Al-Qusyari-Sufi)"

"Orang alim yang berbuat dosa lebih berat siksanya, dibanding orang bodoh yang berbuat dosa.
(Mansyur Abdul Hakim)"

" Budi pekerti luhur adalah sikap dermawan, menyingkirkan duri dijalan, dan seulas senyum diwajah.
(Hasan Al-Basri)"

"Engkau harus tahu bahwa bila duniamu terasa sempit, sebenarnya jiwamulah yang sempit, bukan dunianya. (Ar Rafi'i dalam Wahyul Qalam)"

"Aku mencintaimu karena agama yang ada padamu, jika kau hilangkan agama dalam dirimu, hilanglah cintaku padamu. (Imam Nawawi)"

" Hakikat orang yang dipenjara ialah dipenjara setan dan hawa nafsunya.
(Ibnu Taimiyyah)"

Jumat, 31 Oktober 2008

Memupuk Semangat Belajar

Ada sejuta definisi tentang hakikat belajar, tetapi secara awam saja kita boleh mengatakan bahwa belajar adalah usaha manusia untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan sosial sebaik- baiknya. Usaha itu dicapai antara lain dengan menyerap dan kemudian menanamkan sebanyak mungkin nilai dan pengetahuan yang kita miliki sendiri. Dan karena tujuannya adalah untuk beradaptasi dengan lingkungan sebaik-baiknya, maka tidak heran kalau dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses berkesinambungan yang dilakukan sepanjang hidup.
Segala sesuatu bila sudah menjadi kebiasaan akan terasa ringan. Demikian juga dengan kebiasaan belajar di rumah. Karenanya penting sekali diusahakan agar belajar dapat menjadi kebiasaan yang dilakukan setiap hari (kecuali pada hari-hari libur) dengan gembira.


Melatih kebiasaan belajar membutuhkan suasana yang menyenangkan. Dalam pengertian yang paling sederhana, kita akan melihat bahwa anak-anak tidak akan senang diperintah, dipaksa, dibentak, apalagi diancam dengan hukuman supaya mau belajar.

Ada sementara orang tua yang mengeluhkan anaknya yang tidak mau belajar. Kalau disuruh belajar, marah. Atau pura-pura tidak mendengar, terus sibuk dengan mainannya. Dalam hal ini kita harus bertanya. Mengapa anak ini menunjukkan tingkah laku demikian? Dapatkah ia mengikuti pelajaran di sekolah? Sukakah ia pada pelajaran-pelajaran yang diberikan di sekolah? Kalau pelajarannya tidak menarik, anak pun biasanya enggan membuat PR atau mengulangi pelajarannya untuk keesokan harinya. Yang juga harus diperhatikan, apakah kecerdasannya cukup? Anak-anak yang kurang cerdas akan sukar mengikuti pelajaran. Anak tahu atau merasa bahwa ia tak sanggup atau tak cukup mampu untuk mengikuti dan melaksanakan tugasnya. Karena itu ia mencari berbagai alasan dan cara supaya terhindar dari keharusan belajar.

Memang ada kalanya, jika kemampuan anak tidak terlalu kurang, cukup dengan belajar lebih keras dan lebih lama dari biasanya, ia akan memperoleh hasil yang lebih memuaskan. Misalnya angka-angka ulangan menjadi lebih bagus. Tapi acapkali pula usaha semacam itu tetap tidak membuahkan hasil yang menyenangkan, bahkan ada kalanya malah semakin membuat prestasinya menurun. Semakin keras ia dipaksa belajar, semakin buruk hasilnya. Apabila sudah sampai pada taraf ini maka belajar, waktu belajar dan waktu untuk mengerjakan pekerjaan atau tugas sekolah akan menjadi saat-saat yang menyebalkan bagi anak.
Sikap positif orang tua berpengaruh besar bagi kelancaran belajar anak. Namun kelancaran belajar itu pasti tidak akan tercapai kalau tidak suasana yang mendukung. Karena itu orang tua sebaiknya menyediakan tempat khusus untuk anak belajar. Tempat itu harus memungkinkan ia untuk dapat belajar dan mengerjakan PR tanpa ada gangguan. Bila mungkin, idealnya tempat itu bisa berupa sebuah kamar khusus. Kalau tidak, di rumah yang relatif kecil pun perlu diusahakan adanya tempat belajar tertentu. Misalnya, di ruang tidur anak. Ini bukanlah syarat yang sepele. Sebab lingkungan mempengaruhi sikap anak terhadap pekerjaannya.


Demikian pula sikap orang tua terhadap proses belajar anak cukup besar pengaruhnya. Tidak mustahil, semangat belajar anak justru terpatahkan oleh sikap yang kurang menguntungkan dari orang tuanya sendiri. Karena itu orang tua seyogyanya bersikap bijaksana. Untuk menjaga agar semangat belajar anak tetap lestari, misalnya sebaiknya orang tua tidak menyuruhnya belajar pada saat yang kurang tepat. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan anak, kalau tiba-tiba ia disuruh belajar ketika sedang asyik bermain dengan teman-temannya. Apalagi waktu itu baru jam empat sore, saat yang disenangi anak untuk bermain di luar.

Orang tua perlu segera berbuat sesuatu sebelum segalanya terlambat, supaya anak-anak itu akhirnya tidak menjadi putus asa dan tak mempunyai kemauan lagi untuk belajar. Dalam hal ini komunikasi orang tua dengan sekolah menjadi penting sekali, terutama karena pihak sekolahlah yang biasanya mengetahui lebih dahulu kesulitan anak dalam belajar. Di rumah, kasih sayang orang tua yang besar terhadap anak-anak kadang-kadang membuat mereka sulit melihat kekurangan atau kelemahannya. Demi anak, orang tua memang sebaiknya mengambil inisiatif menjalin hubungan dengan guru, sehingga masalah yang dihadapi anak cepat diketahui.

Drs. M. Enoch Markum dalam bukunya "Anak, Keluarga dan Masyarakat" mengemukakan, umumnya kesulitan belajar atau kemerosotan prestasi dalam belajar yang disebabkan oleh taraf intelegensi umum yang sangat rendah (retardasi/keterbelakangan mental) dapat segera diketahui oleh orang tua. Biasanya dengan membandingkan kemampuan dan tingkah laku anaknya dengan saudara-saudaranya atau anak lain; orang tua akan segera mengetahui dan menyadari bahwa anaknya tidak tergolong cerdas. Kalaupun orang tua ini datang ke seorang psikolog, maka biasanya hanya untuk menyakinkan dugaannya dan bagaimana memperlakukan anak tersebut seharusnya. Sebaliknya dari keadaan ini adalah anak yang taraf intelegensi umumnya tinggi (di atas rata rata, superior). Anak yang intelegensinya tergolong tinggi pun tetap tidak mustahil mengalami banyak persoalan, termasuk kesulitan belajar dan kemunduran prestasi sekolah.
Kini seringkali orang tua menyikapi dengan memberi pelajaran tambahan bagi anaknya di samping pelajaran di sekolah. Namun seringkali pada dasarnya pelajaran tambahan semacam itu tidak perlu diberikan apabila sudah sejak mula orang tua mengontrol cara anaknya belajar dan mengikuti pelajaran di kelas serta dengan menyadari sampai di mana batas-batas kemampuan anaknya. Les tambahan tidak selalu menguntungkan, kecuali tentu bagi guru bersangkutan yang memberi les tambahan.


Sebagai kesimpulan, jelaslah bahwa sikap positif yang diperlihatkan orang tua terhadap anak, sekolah dan proses belajar sangat penting dalam menunjang kemajuan atau keberhasilan pendidikan anak. Orang tua juga perlu meyakinkan anak bahwa mereka mengharapkannya belajar dengan baik. Di samping itu pendapat orang tua bahwa sekolah merupakan pengalaman yang menyenangkan akan berpengaruh dalam merangsang semangat anak untuk belajar.

Sumber:
Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga, Alex Sobur, , Artikel Memupuk Semangat Belajar, halaman 151 - 154, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1987.

Kamis, 30 Oktober 2008

konsep bekerja menurut islam

Konsep Bekerja Menurut Pandangan Islam
Oleh:Hj. Ahmad bin Hj. AwangInstitut Dakwah Dan Latihan Islam, BAHEIS

Pendahuluan:
Tidak ada siapa yang akan mempertikaikan jika ada yang mengatakan bahawa setiap orang mahu bekerja atau mendapatkan pekerjaan untuk menjamin kehidupannya. Kalau kita ambil contoh dari golongan belia, baik yang berpelajaran menengath atau tinggi sama ada mereka yang gagal dan tidak pernah bersekolah langsung, semuanya bercita-cita untuk mendapat pekerjaan atau boleh bekerja bagi menampung keperluan hidupnya sendiri atau keluarganya.
Adakah bekerja itu boleh dipandang sebagai suatu kewajipan atau tanggungjawab yang mempunyai tujuan yang lebih luas? Tetapi apakah yang bekerja itu hanya sekadar untuk menampung dan menjamin kehidupan di dunia ini. Soalan ini perlulah kita jawab dengan memahami konsep kerja menurut pandangan Islam.

Pengertian Kerja:
Kerja atau amal menurut Islam dapat diertikan dengan makna yang umum dan makna yang khusus. Amal dengan makna umum ialah melakukan atau meninggalkan apa jua perbuatan yang disuruh atau dilarang oleh agama yang meliputi perbuatan baik atau jahat. Perbuatan baik dinamakan amal soleh dan perbuatan jahat dinamakan maksiat.
Adapun kerja atau amal dengan maknanya yang khusus iaitu melakukan pekerjaan atau usaha yang menjadi salah satu unsur terpenting dan titik tolak bagi proses kegiatan ekonomi seluruhnya. Kerja dalam makna yang khusus menurut Islam terbahagi kepada:

1. Kerja yang bercorak jasmani (fizikal)
2. Kerja yang bercorak aqli/fikiran (mental)

Dari keterangan hadis-hadis Rasulullah (s.a.w), terdapat kesimpulan bahawa konsep kerja menurut Islam adalah meliputi segala bidang ekonomi yang dibolehkan oleh syarak sebagai balasan kepada upah atau bayaran, sama ada kerja itu bercorak jasmani (flzikal) seperti kerja buruh, pertanian, pertukangan tangan dan sebagainya atau kerja bercorak aqli (mental) seperti jawatan pegawai, baik yang berupa perguruan, iktisas atau jawatan perkeranian dan teknikal dengan kerajaan atau swasta. Antara hadis-hadis tersebut ialah:
"Tidaklah ada makanan seseorang itu yang lebih baik daripada apa yang dimakannya dari hasil usaha tangannya sendiri". (Riwayat al-Bukhari)

Selain daripada itu para sahabat menggunakan perkataan pekerja (amil) untuk jawatan orang yang ditugaskan menjadi petugas pemerintahan umpamanva kadi, gabenor dan sebagainya. Oleh yang demikian segala kerja dan usaha yang dibolehkan oleh syarak baik yang bersifat kebendaan atau abstrak atau gabungan dan kedua-duanya adalah dianggap oleh Islam sebaga "kerja". Segala kerja yang bermanfaat Islam dan yang sekecil-kecilnya seperti menyapu longkang hingga kepada yang sebesar-besarnya seperti menjadi menteri atau kepala negara adalah merupakan kerja atau amal sekalipun ianya berlainan peringkat dan kelayakan yang diperlukan untuknya. Berdasarkan konsep ini maka menurut pandangan Islam, masyarakat seluruhnya dan semua peringkat adalah pekerja.

Oleh yang demikian konsep kerja seperti ini membawa implikasi sosial yang penting, antaranya:
1. Bahawa asal manusia adalah sama sebagai manusia dan pekerja yang mempunyai kemuliaan dan kehormatan sekalipun perbezaan itu tidaklah merupakan keistimewaan satu pihak terhadap yang lain.
2. Para pekerja bukanlah hanya satu kelompok dari masyarakat, bahkan mereka adalah semua anggota masyarakat. Jadi mengikut konsep Islam bahawa masyarakat itu adalah tersusun atau terbentuk dari kerjasama antara sesama para pekerja di dalamnya, bukan terdiri dari kumpulan para pekerja dan para majikan seperti yang difahami menurut sistem ekonomi komunis atau kapitalis.

Kerja Menurut Tuntutan Islam:
Islam menjadikan kerja sebagai tuntutan fardu atas semua umatnya selaras dengan dasar persamaan yang diisytiharkan oleh Islam bagi menghapuskan sistem yang membeza-bezakan manusia mengikut darjat atau kasta dan warna kulit. Firman Allah yang bermaksud:
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu daripada lelaki dan perempuan dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan berpuak-puak supava kamu berkenal-kenalan. Sesungguhnya orang yang termulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang taqwa." (al-Hujurat: 13)
Dengan menggunakan segala unsur-unsur perbezaan darjat atau warna kulit itu maka jadilah kerja menurut Islam suatu tuntutan kewajipan yang menyeluruh atas setiap orang yang mampu bekerja untuk mencapai kebahagiaan individu dan juga masyarakat. Jadi tidaklah kerja itu hanya khusus untuk golongan hamba abdi seperti sebelumnya.
Firman Allah bermaksud:
"Dan katakanlah wahai Muhammad, beramallah kamu akan segala apa yang diperintahkan, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan." (al-Taubah: 105)
Islam juga meningkatkan tuntutan kerja itu hingga ke tahap kewajipan agama. Oleh itu tahap iman sentiasa dikaitkan oleh al-Quran dengan amal soleh atau perbuatan baik. Ini bererti Islam itu adalah akidah yang mesti diamalkan dan amalan yang mesti berakidah secara tidak terpisah. Seperti firman Allah bermaksud:
"Demi masa, sesungguhnya sekalian manusia dalam kerugian kecuali mereka yang beriman dan beramal soleh". (al-Asr: 1-3)

Kerja Sebagai Sumber Nilai:
Islam menjadikan kerja sebagai sumber nilai insan dan ukuran yang tanggungjawab berbeza. Firman Allah bermaksud:
"Dan bahawa sesungguhnya tidak ada balasan bagi seseorang itu melainkan balasan apa yang diusahakan". (al-Najm: 39)
Firman-Nya lagi bermaksud:
"Dan bagi tiap-tiap seseorang beberapa darjat tingkatan balasan disebabkan amal yang mereka kerjakan dan ingatlah Tuhan itu tidak lalai dari apa yang mereka lakukan". (al-An'am: 132)
Kerja sebagai sumber nilai manusia bererti manusia itu sendiri menentukan nilai atau harga ke atas sesuatu perkara itu. Sesuatu perkara itu pada zatnya tidak ada apa-apa nilai kecuali kerana nisbahnya kepada apa yang dikerjakan oleh manusia bagi menghasil, membuat, mengedar atau menggunakannya. Kerja juga merupakan sumber yang objektif bagi penilai prestasi manusia berasaskan segi kelayakan. Oleh yang demikian Islam menentukan ukuran dan syarat-syarat kelayakan dan juga syarat-syarat kegiatan bagi menentukan suatu pekerjaan atau jawatan itu supaya dapat dinilai prestasi kerja seseorang itu. Dengan cara ini, Islam dapat menyingkirkan perasaan pilih kasih dalam menilai prestasi seseorang sama ada segi sosial, ekonomi dan politik.

Kerja Sebagai Sumber Pencarian:
Islam mewajibkan setiap umatnya bekerja untuk mencari rezeki dan pendapatan bagi menyara hidupnya. Islam memberi berbagai-bagai kemudahan hidup dan jalan-jalan mendapatkan rezeki di bumi Allah yang penuh dengan segala nikmat ini. Firman-Nya bermaksud:
"Dan sesungguhnya Kami telah menetapkan kamu (dan memberi kuasa) di bumi dan Kami jadikan untuk kamu padanya (berbagai-bagai jalan) penghidupan." (al-A'raf: 168)
Dan firman-Nya lagi bermaksud:
"Dialah yang menjadikan bumi bagi kamu mudah digunakan, maka berjalanlah di merata-rata ceruk rantaunnya, serta makanlah dari rezeki yang dikurniakan Allah dan kepada-Nya jualah dibangkitkan hidup semula." (al-Mulk: 15)
Islam memerintahkan umatnya mencari rezeki yang halal kerana pekerjaan itu adalah bagi memelihara maruah dan kehormatan manusia. Firman Allah bermaksud:
"Wahai sekalian manusia, makanlah dari apa yang ada di muka bumi yang halal lagi baik". (al-Baqarah: 168)
Sabda Nabi (s.a.w) bermaksud:
"Mencari kerja halal itu wajib atas setiap orang Islam."
Oleh yang demikian Islam mencela kerja meminta-minta atau mengharapkan pertolongan orang lain kerana ianya boleh merendahkan harga diri atau maruah. Dalam sebuah hadis Rasulullah (s.a.w) bermaksud:
"Bahawa sesungguhnya seseorang kamu pergi mengambil seutas tali kemudian mengikat seberkas kayu api lalu menjualnya hingga dengan sebab itu ia dapat memelihara harga dirinya, adalah lebih baik daripada ia pergi meminta-minta kepada orang sama ada mereka rnemberinya atau menolaknya."

Kerja Sebagai Asas Kemajuan Umat:
Islam mewajibkan kerja untuk tujuan mendapatkan mata pencarian hidup dan secara langsung mendorongkan kepada kemajuan sosioekonomi. Islam mengambil perhatian yang bersungguh-sungguh terhadap kemajuan umat kerana itu ia sangat menekankan kemajuan di peringkat masyarakat dengan menggalakkan berbagai kegiatan ekonomi sama ada di sekitar pertanian, perusahaan dan perniagaan. Dalam hadis Rasulullah (s.a.w) sangat ketara dorongan ke arah kemajuan ekonomi di sektor tersebut, sebagai contoh:
1. Di bidang Pertanian
Sabda Rasulullah s.a.w bermaksud:
"Tidaklah seseorang mukmin itu menyemai akan semaian atau menanam tanaman lalu dimakan oleh burung atau manusia melainkan ianya adalah menjadi sedekah".
2. Di bidang Perusahaan
Sabda Rasulullah s.a.w. bermaksud:
"Sebaik usaha ialah usaha seorang pengusaha apabila ia bersifat jujur dan nasihat- menasihati.
3. Di bidang Perniagaan
Rasulullah (s.a.w) pernah meletakkan para peniaga yang jujur dan amanah kepada kedudukan yang sejajar dengan para wali, orang-orang yang benar, para syuhada' dan orang-orang soleh dengan sabda bermaksud:
"Peniaga yang jujur adalah bersama para wali, orang-orang siddiqin, para syuhada' dan orang-orang soleh".
Baginda juga menyatakan bahawa sembilan persepuluh daripada rezeki itu adalah pada perniagaan.

Islam Menolak Pengangguran:
Islam menuntut umatnya bekerja secara yang disyariatkan atau dibenarkan menurut syarak bagi menjamin kebaikan bersama dengan mengelakkan dari meminta-minta dan sebaliknya hendaklah berdikari. Islam sentiasa memandang berat dan menyeru umatnya untuk bekerja dan berusaha mencari rezeki melalui dua pendekatan berikut:
Islam melarang dan mencegah umatnya meminta-minta dan menganggur. Banyak hadis Nabi (s.a.w) mengenai larangan berusaha cara meminta. Baginda sering benar mengarahkan orang yang datang meminta, supaya mereka bekerja umpamanya, suatu ketika seorang fakir datang meminta-minta kepada baginda lalu baginda bertanya: "Adakah anda memiliki sesuatu?" "Tidak", kata lelaki itu. Baginda bertanya lagi dengan bersungguh-sungguh, lalu lelaki itu menjawab: "Saya ada sehelai hamparan yang separuhnya kami jadikan alas duduk dan separuhnya lagi kami buat selimut dan ada sebuah mangkuk yang kami gunakan untuk minum".Maka baginda bersabda kepadanya: "Bawakan kedua-dua benda itu kepada saya". Lalu dibawanya kedua-dua barang itu, kemudian Nabi tunjukkan barang itu kepada orang yang berada di sisi baginda kalau ada sesiapa yang hendak membelinya. Akhirnya baginda dapat menjualnya dengan harga dua dirham dan diberikan wang tersebut kepada lelaki itu sambil baginda berkata: "Belilah makanan untuk keluargamu dengan satu dirham manakala satu dirham lagi belikanlah sebilah kapak". Kemudian Rasulullah (s.a.w) meminta lelaki itu datang lagi, lalu lelaki itupun datang dan baginda telah membubuhkan hulu kapak itu dan menyuruh lelaki itu pergi mencari kayu api sambil baginda mengatakan kepada lelaki itu supaya lelaki itu tidak akan berjumpa lagi dalam masa 15 hari. Lelaki itu pergi dan kembali lagi selepas 15 hari sambil membawa datang 10 dirham, lalu ia berkata: "Wahai Rasulullah, Allah telah memberkati saya pada kerja yang tuan suruh saya itu." Maka baginda Rasulullah (s.a.w) bersabda: "Itu adalah lebih baik daripada anda datang pada hari kiamat kelak sedang pada muka anda bertanda kerana meminta-minta.
Berdasarkan kepada banyak hadis mengenai perkara ini, para ulama membuat kesimpulan bahawa larangan meminta-minta itu bukanlah sekadar perintah bersifat akhlak sahaja bahkan orang yang menjadikan kerja meminta-minta itu sebagai "profesion", hendaklah dikenakan hukuman yang berpatutan.

Kesimpulan:
Berdasarkan kepada keterangan ayat-ayat al-Quran dan hadis Rasulullah (s.a.w) dengan huraian-huraian seperti yang disebutkan dapatlah dibuat kesimpulan bahawa Islam sangat mengambil berat terhadap "kerja" dengan menjelaskan konsep kerja itu dan kedudukannya yang tinggi dalam ajaran Islam. Ringkasnya, kita dapat simpulkan seperti berikut:-
Kerja menurut konsep Islam adalah segala yang dilakukan oleh manusia yang meliputi kerja untuk dunia dan kerja untuk akhirat.
Kerja untuk kehidupan dunia sama ada yang bercorak aqli/mental (white collar job) atau bercorak jasmani (blue collar job) adalah dipandang sama penting dan mulia di sisi Islam asal sahaja dibolehkan oleh syarak.
Islam mewajibkan kerja ke atas seluruh umatnya tanpa mengira darjat, keturunan atau warna kulit, kerana seluruh umat manusia adalah sama di sisi Allah, melainkan kerana taqwanya.
Masyarakat Islam adalah sama-sama bertanggungjawab dan bekerjasama melalui kerja masing-masing. Berdasarkan kebolehan dan kelayakan serta kelayakan bidang masing-masing kerana segala kerja mereka adalah bersumberkan iman dan bertujuan melaksanakan amal soleh.
Kerja adalah asas penilaian manusia dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya sebagai khalifah Allah dan hamba-Nya untuk memakmurkan bumi ini dan sekaligus pula beribadat kepada Allah, Tuhan Pencipta alam.
Kerja merupakan cara yang tabi'i untuk manusia mencari nafkah bagi menyara hidup dan keluarga melalui berbagai sektor pekerjaan dan perusahaan yang sedia terbuka peluangnya dengan persediaan dan kemudahan alam yang Allah sediakan di atas muka bumi ini.
Islam melarang/menolak pengangguran kerana ia akan mendedahkan kepada kelemahan dan kefakiran dan jatuhnya maruah diri/ummah, kerana Islam menghendaki setiap umatnya bermaruah dan berdikari, tidak meminta-minta dan berharap kepada bantuan dan belas kasihan orang lain, bahkan sebaliknya hendaklah menjadi umat yang kuat dan mampu membela mereka yang lemah dan tertindas agar seluruh manusia menikmati keadilan dan rahmat yang dibawa oleh Islam sebagai agama atau "ad-Din" yang tertinggi dan mengatasi seluruh kepercayaan dan ideologi manusia. Firman Allah S.W.T bermaksud: "Dialah Allah yang mengutuskan Rasul-Nya (Muhammad) dengan membawa petunjuk dan agama yang benar (Islam) supaya ia meninggikan atas segala agama yang lain, walaupun orang musyrik membencinya".

Sumber: Sinaran Islam, Tahun 8, Bil. 2, Jun 1988, hal. 16-30.

geovisit();

Kamis, 16 Oktober 2008

Obesitas Berisiko Kanker

TAK banyak wanita yang mengetahui bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko untuk terkena berbagai macam kanker. Setidaknya itulah kesimpulan studi yang dipublikasikan dalam sebuah jurnal kebidanan dan kandungan, baru-baru ini.

"Banyak wanita yang kurang mengetahui informasi perihal kelebihan berat badan dan risikonya.Terkait kanker, hal yang mengkhawatirkan adalah keganasan kandungan dan kanker endometrium (selaput rahim)," ujar salah seorang tim peneliti studi tersebut, Dr Pamela T Soliman, dari Anderson Cancer Center di Houston.
"Kita harus mengedukasi pasien dengan lebih baik lagi," sebutnya.

Soliman dan timnya menyimpulkan, wanita yang kelebihan berat badan (overweight) berpotensi empat kali lebih besar terkena kanker di saluran rahim, sementara wanita obesitas berisiko enam kali lipat. Mereka juga berisiko tinggi terkena kanker payudara dan kanker usus. Kelebihan berat badan rupanya juga dapat meningkatkan risiko kematian pada pasien kanker, terutama kanker endometrium.

Pasien wanita pengidap kanker yang kelebihan berat badan akan berisiko 6,25 kali lebih tinggi untuk meninggal akibat penyakitnya itu. Dalam studi tersebut, Soliman dan timnya melibatkan partisipan sebanyak 1.545 wanita. Sebanyak 28 persen partisipan memiliki berat badan ideal, 24 persen kelebihan berat badan (overweight), dan 45 persen obesitas. Mayoritas partisipan (91 persen) juga merupakan peserta asuransi kesehatan. Setelah dilakukan studi, hanya 42 persen partisipan yang tahu bahwa obesitas meningkatkan risiko kanker endometrium, dan 53 persen yang paham bahwa kanker usus dapat terkait obesitas.

Sementara partisipan yang sadar bahwa berat badan berlebih dapat meningkatkan risiko kanker payudara hanya sekitar 54 persen. Para wanita yang terlibat dalam penelitian tersebut berasal dari kalangan terdidik lulusan universitas, bahkan program spesialis, mereka juga ikut asuransi. "Bahkan, pasien yang secara rutin kontrol ke dokter juga tidak sadar bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko mereka untuk terkena beragam kanker," katanya prihatin.(sindo//tty)

Memelihara Hewan Unik, Berpotensi Sebarkan Penyakit

MEMELIHARA binatang bisa menjadi pembelajaran bagi anak untuk mengungkapkan kasih sayang. Namun, pastikan hewan tersebut tidak terjangkit penyakit. Kini, binatang unik seperti binatang melata, berbisa, pengerat, hingga binatang liar menjadi favorit anak-anak untuk menjadi hewan peliharaan.
Hal tersebut memang sah-sah saja, tapi sebaiknya jangan abaikan kondisi kesehatan mereka yang takutnya malah menularkan penyakit ke anak Anda. Sebuah penelitian di Washington menunjukkan adanya indikasi binatang- binatang peliharaan seperti kadal, hamster, landak dan aneka binatang unik lainnya memiliki risiko kesehatan yang buruk terhadap anak-anak dan orangtua.

Hasil penelitian tersebut menyatakan, sebaiknya teliti dulu kondisi kesehatannya. Beberapa kura-kura diduga dapat menularkan sejumlah penyakit seperti rabies dan salmonella. Hewan lain yang patut diwaspadai adalah iguana dan monyet yang dapat menyebabkan infeksi atau alergi akibat gigitan dan cakarannya.Umumnya, tubuh anak-anak memang mudah tertular penyakit. Sebab, jaringan imun yang masih belum sempurna. Sebaiknya, anak di bawah usia lima tahun tidak memelihara binatang yang terbilang unik seperti iguana atau monyet. Disarankan pula, untuk tidak melakukan kontak langsung terhadap hewan yang berada di kebun binatang ataupun tempat umum lainnya. Penelitian tersebut juga mengambil contoh sejumlah keluarga di Amerika yang memiliki seekor atau lebih binatang peliharaan.

Kepala penelitian Larry Pickering mengatakan bahwa berdasarkan laporan yang diperoleh, terdapat 11 persen dari kasus salmonella yang terjadi pada anak-anak ditularkan oleh kadal, kura-kura, dan hewan reptil lainnya. Selain itu, hamster dapat pula menularkan kuman yang menyebabkan diare, demam, dan kram perut. "Banyak orangtua yang tidak mengerti akan aneka infeksi yang dapat diderita oleh anak-anak. Karena, mereka tidak mengecek kondisi kesehatan hewan pemeliharaan yang terbilang unik," ujarnya. Dokter asal Chicago ini menyatakan, hewan peliharaan yang unik berpotensi menyebabkan kematian. Rata-rata serangan atau gigitan binatang tersebut jauh lebih berbahaya daripada anjing atau kucing. Cakaran maupun goresan yang ditimbulkan mampu membuat risiko negatif lima kali lebih besar pada tubuh anak-anak.

Lebih dari empat juta anak-anak di Amerika Serikat memelihara reptil dan landak sebagai hewan peliharaan. Dan ternyata, setelah dideteksi beberapa anggota keluarga terdapat dua atau lebih jenis bakteri salmonella pada tulang punggung mereka. Landak dapat menjadi binatang yang berbahaya karena duri pada kulitnya dapat membawa bakteri yang menyebabkan demam dan sejumlah penyakit perut. Penelitian yang dilakukan Dr Joseph Bocchini ini memperlihatkan penyakit yang berasal dari infeksi tertular kepada anak balita tersebut akibat bakteri salmonella yang tertular dari iguana sebagai hewan peliharaan mereka.

Anak tersebut harus mendapat perawatan lebih dari empat minggu di rumah sakit, sebelum akhirnya dapat kembali pulang ke rumahnya. "Dengan perhatian yang cukup dari orangtua seperti selalu mencuci tangan anakanaknya sesudah memegang hewan peliharaannya maka itu menjadi pencegahan awal terhindar dari penyakit. Namun, sebaiknya, anak-anak setelah berusia lima diperbolehkan memelihara binatang," ujar Bocchini. Contoh lainnya seperti yang pernah terjadi di Amerika Serikat pada 2003, saat satu keluarga tertular penyakit cacar monyet setelah mereka memelihara seekor anjing yang terinfeksi kuman tersebut. Karena itu, jelas Bocchini, sebaiknya hindari memelihara hewan jika salah satu anggota keluarga masih bayi atau belum berusia lima tahun ke atas.(sindo//tty)

waspadai hamil di luar rahim

KEHAMILAN
ektopik (hamil di luar rahim) merupakan mimpi buruk bagi wanita. Jika tidak terdeteksi secara dini, kehamilan ektopik bisa berakibat fatal.Setiap wanita normal, pastilah menginginkan bisa hamil, melahirkan, dan membesarkan anaknya. Namun, tidak semua wanita bisa melakukan itu. Karena dalam masamasa kehamilan banyak gangguan bisa terjadi.Salah satu gangguan kehamilan yang banyak ditemukan adalah kehamilan ektopik.

Gangguan tersebut merupakan salah satu komplikasi kehamilan saat ovum yang sudah dibuahi menempel pada jaringan lain yang seharusnya pada dinding rahim.Beberapa dekade lalu, kehamilan ektopik ini masih sangat sulit dideteksi. Karena gejala yang dirasakan si ibu, hampir sama dengan kehamilan umumnya. Misalnya mual-mual, sering pusing hingga malas mengonsumsi apa pun. Namun, sekarang dengan kecanggihan teknologi, kehamilan ektopik sudah bisa dideteksi.Yang membuat gejala kehamilan ektopik berbeda dengan kehamilan normal adalah sang ibu lebih sering merasakan sakit di bagian bawah perut kanan dan kiri hingga kejang-kejang.

Selain itu, ada pula faktor-faktor penyebab kehamilan ektopik seperti perubahan motilitas tuba yang berhubungan dengan faktor hormonal.Dalam hal ini gerakan peristalsis tuba menjadi lamban, sehingga implantasi zigot terjadi sebelum zigot mencapai kavum uteri. Dengan meningkatnya usia ibu, akan diiringi dengan penurunan aktivitas mioelektrik tuba sehingga menempel di tempat yang salah.Gejala lainnya dari kehamilan ektopik adalah munculnya rasa nyeri abdomen, keterlambatan menstruasi, dan perdarahan vagina.

Nyeri yang muncul berintensitas tinggi dan terjadi secara tiba-tiba. Penderita dapat jatuh pingsan dan syok akibat rasa nyeri yang menyerang.Pendarahan pada wanita yang mengalami kehamilan ektopik umumnya tidak banyak dan berwarna cokelat tua. Penderita mungkin tidak menyangka bahwa dirinya hamil, atau menyangka dirinya hamil normal,atau mengalami keguguran (abortus tuba).Sebagian penderita tidak mengeluhkan keterlambatan haid karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya. Kadang-kadang pasien merasakan nyeri yang menjalar ke bahu. Hal ini disebabkan iritasi diafragma oleh hemoperitoneum."Walaupun sekarang sudah bisa diketahui secepatnya, namun kita membutuhkan kerja sama yang kompak dengan si ibu.

Karena untuk mendeteksi kehamilan ektopik tidak bisa disamakan dengan kehamilan biasa," kata dokter Spesialis Kandungan dari Klinik Keluarga Bahagia, dr Irawan Sumantri,SpOG.Lebih disayangkan Irawan, selain dibutuhkan kerja sama dengan si ibu ataupun suami, tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas pencitraan untuk mengetahui keadaan kehamilan ektopik pada seorang wanita."Tidak semua dokter kandungan bisa mendeteksi seberapa jauh kehamilan ektopik. Masalahnya, jika dibiarkan berlarut- larut, kehamilan ektopik bisa diumpamakan sebagai bom waktu di dalam tubuh si ibu. Hal ini bisa terjadi jika tidak ada fasilitas diagnostik yang menunjang," terangnya.Dia juga menambahkan, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) selama ini dianggap sebagai penyebab kehamilan ektopik. Namun, ternyata hanya AKDR yang mengandung progesteron yang meningkatkan frekuensi kehamilan ektopik."AKDR tanpa progesteron tidak meningkatkan risiko kehamilan ektopik, tetapi bila terjadi kehamilan pada wanita yang menggunakan AKDR, besar kemungkinan kehamilan tersebut adalah kehamilan ektopik," tandasnya.Hal tersebut juga disampaikan Dokter Spesialis Kandungan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) dr Djalil Anshori, SpOG.

Dia mengatakan bahwa di Amerika Serikat, kehamilan ektopik terjadi pada satu dari 64 hingga satu dari 241 kehamilan. Sedangkan di Indonesia belum banyak penelitian yang dilakukan tentang kehamilan ektopik tersebut."Intinya semakin cepat terdeteksi, kehamilan ektopik tidak akan membahayakan si ibu. Karena bisa ditangani sesegera mungkin," kata Djalil.

Kehamilan ektopik, menurut Djalil, tidak bisa dipertahankan karena tempat implantasi pada kehamilan ektopik tidak ideal untuk berlangsungnya kehamilan. Suatu saat kehamilan ektopik tersebut akan terkompromi.Kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada kehamilan ektopik adalah hasil pembuahan mati dini hingga abortus atau keguguran. Yang harus dilakukan dokter, menurut Djalil, ketika memeriksa dini pasien dengan kehamilan ektopik adalah mengamati jika pasien usia reproduktif mengeluhkan nyeri perut bawah yang hebat dan tiba-tiba, ataupun nyeri perut bawah yang gradual, disertai keluhan perdarahan vagina ditemukan tanda-tanda akut abdomen.(sindo//nsa)

Rabu, 15 Oktober 2008

takdir

Takdir
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Rukun Islam
Syahadat · Shalat · PuasaZakat · Haji
Rukun Iman
Allah · Al-Qur'an · MalaikatNabi · Hari AkhirQada & Qadar
Tokoh Islam
Muhammad SAWNabi & Rasul · SahabatAhlul Bait
Kota Suci
Mekkah ·Madinah · YerusalemNajaf · Karbala · KufahKazimain · Mashhad ·Istanbul
Hari Raya
Hijrah · Idul Fitri · Idul Adha · Asyura·Ghadir Khum
Arsitektur
Masjid ·Menara ·MihrabKa'bah


Jabatan Fungsional
Khalifah ·Ulama ·MuadzinImam·Mullah·AyatullahMufti
Teks & Hukum
Al-Qur'an ·Hadist · SunnahFiqih · Fatwa · Syariat
Manhaj
Salafush Shalih
Mazhab
SunniHanafi ·HambaliMaliki ·Syafi'i
Syi'ahDua Belas ImamIsmailiyah·Zaidiyah

Lain-lain
Ibadi · KhawarijMurji'ah·Mu'taziliyah
Gerakan
Hizbullah·Hizbut TahrirIkhwanul Muslimin·TasawufWahhabismeJamaah Tabligh
Ormas Islam
Nahdlatul UlamaMuhammadiyahWahdah IslamiyahPersis·MUI·LDII

Takdir adalah suatu ketetapan akan garis kehidupan seseorang. Setiap orang lahir lengkap dengan skenario perjalanan kehidupannya dari awal dan akhir. Hal ini dinyatakan dalam Qur'an bahwa segala sesuatu yang terjadi terhadap diri seorang sudah tertulis dalam induk kitab. Namun pemahaman seperti ini tidak bisa berdiri sendiri atau belum lengkap, karena dengan hanya memahami seperti tersebut diatas dapat menyebabkan seseorang bingung untuk menjalani hidup dan mensikapinya.

Takdir dalam agama Islam
Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mendefinisikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.
Untuk memahami konsep takdir, umat Islam tidak dapat melepaskan diri dari dua dimensi pemahaman takdir. Kedua dimensi dimaksud ialah dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan.

Dimensi ketuhanan
Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang menginformasikan bahwa Allah maha kuasa menciptakan segala sesuatu termasuk menciptakan Takdir.

Dimensi kemanusiaan
Dimensi ini merupakan sekumpulan ayat-ayat dalam Al Quran yang meginformasikan bahwa Allah memperintahkan manusia untuk berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup yang dipilihnya.

Implikasi Iman kepada Takdir
Kesadaran manusia untuk beragama merupakan kesadaran akan kelemahan dirinya. Terkait dengan fenomena takdir, maka wujud kelemahan manusia itu ialah ketidaktahuannya akan takdirnya. Manusia tidak tahu apa yang sebenarnya akan terjadi. Kemampuan berfikirnya memang dapat membawa dirinya kepada perhitungan, proyeksi dan perencanaan yang canggih. Namun setelah diusahakan realisasinya tidak selalu sesuai dengan keinginannya. Manuisa hanya tahu takdirnya setelah terjadi.
Oleh sebab itu sekiranya manusia menginginkan perubahan kondisi dalam menjalani hidup di dunia ini, diperintah oleh Allah untuk berusaha dan berdoa untuk merubahnya. Usaha perubahan yang dilakukan oleh manusia itu, kalau berhasil seperti yang diinginkannya maka Allah melarangnya untuk menepuk dada sebagai hasil karyanya sendiri. Bahkan sekiranya usahanya itu dinialianya gagal dan bahkan manusia itu sedih bermuram durja menganggap dirinya sumber kegagalan, maka Allah juga menganggap hal itu sebagai kesombongan yang dilarang juga (Al Hadiid QS. 57:23).
Kesimpulannya, karena manusia itu lemah (antara lain tidak tahu akan takdirnya) maka diwajibkan untuk berusaha secara bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu beribadah kepada Allah. Dalam menjalani hidupnya, manusia diberikan pegangan hidup berupa wahyu Allah yaitu Al Quran dan Al Hadits untuk ditaati.

Iman kepada Qadar
Iman kepada Qadar adalah salah satu dari enam rukun iman yang telah dijelaskan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada malaikat Jibril ketika bertanya tentang iman. Iman kepada Qadar adalah masalah yang sangat penting. Banyak orang yang telah memperdebatkan tentang Qadar sejak zaman dahulu, sampai hari inipun mereka masih memperdebatkan. Akan tetapi kebenaran masalah tersebut, walillah al-Ham, sangat jelas dan tidak perlu diperdebatkan lagi. Kemudian yang dimaksud dengan iman kepada Qadar adalah kita mempercayai (sepenuhnya) bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu, sebagaimana firman-Nya.
"Artinya : Dia (Allah) telah menciptakan segala sesuatu dan sungguh telah menetapkannya" [Al-Furqaan : 2]
Kemudian ketetapan yang telah ditetapkan Allah selalu sesuai dengan kebijakan-Nya dan tujuan mulia yang mengikutinya serta berbagai akibat yang bermanfaat bagi hamba-Nya, baik untuk kehidupan (dunia) maupun akhiratnya.
Iman kepada Qadar berkisar empat tingkat keimanan.

[1]. Ilmu (Allah),
yakni mempercayai dengan sepenuhnya bahwa ilmu Allah Subhanahu wa Ta'ala meliputi segala sesuatu, baik di masa lalu, sekarang maupun yang akan datang, baik yang berhubungan dengan perbuatan-Nya maupun perbuatan hamba-Nya. Dia (Allah) meliputi semuanya, baik secara global maupun rinci dengan ilmu-Nya yang menjadi salah satu sifat-Nya sejak azali dan selamanya (tak ada akhirnya). Dalil-dalil tentang tingkatan ini banyak sekali. Allah telah berfirman :
"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak ada rahasia lagi bagi-Nya segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit" [ Ali-Imran : 5]
Dan masih banyak lagi ayat-ayat lain yang menunjukkan pengetahuan Allah pada segala sesuatu, baik secara global maupun rinci. Dalam tingkatan ini barangsiapa yang mengingkari Qadar maka dia kafir, karena dia mendustakan Allah dan Rasul-Nya serta ijma' kaum muslimin dan meremehkan kesempurnaan Allah. Maka Allah tidak akan bodoh terhadap sesuatu yang akan datang dan tidak akan melupakan sesuatu yang telah lewat.

[2]. Beriman kepada Allah telah menulis ketetapan segala sesuatu sampai terjadi hari Qiyamat, karena ketika Dia menciptakan Qalam, Dia berfirman kepadanya : "Tulislah", kemudian dia (Qalam) berkata : "Hai Tuhanku, apa yang aku tulis?" Dia berfirman : "Tulislah (dalam hadits yang lain. "Tulislah taqdir segala sesuatu hingga hari kiamat") semuanya yang terjadi", kemduian dia (Qalam) seketika berjalan menulis segala sesuatu yang terjadi sampai hari Qiyamat. Maka Allah telah menulis di Lauh Mahfudz ketetapan segala sesuatu. Tingkatan ini telah ditunjukkan oleh firman Allah.
"Artinya : Apakah kamu tidak tahu bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Sesungguhnya itu semua telah ada dalam kitab, sesungguhnya itu sangat mudah bagi Allah" [Al-Hajj : 70]

[3]. Beriman bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini disebabkan kehendak Allah. Segala sesuatu yang ada di alam ini terjadi karena kehendak Allah, baik yang dilakukan oleh-Nya maupun oleh mahkhluk. Allah telah berfirman.
"Artinya : Dia (Allah) melakukan apa yang Dia kehendaki" [Ibrahim : 7]
Allah juga berfirman.
"Artinya : Kalau Dia (Allah) menghendaki maka Dia memberi petunjuk kepadamu semuanya" [Al-An'am : 149]

[4]. Beriman bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu, Maka Allah adalah Maha Pencipta dan selain-Nya Dia adalah makhluk. Segala sesuatu, Allah-lah penciptanya dan semua makhluk adalah ciptaan-Nya. Jika segala perbuatan manusia dan ucapannya termasuk sifatnya, sedangkan manusia itu makhluk, maka sifat-sifatnya juga makhluk Allah. Hal itu ditunjukkan oleh firman Allah.
"Artinya : Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat" [As-Safat : 96]
Dengan demikian, Allah telah menetapkan penciptaan manusia dan perbuatannya. Allah juga berfirman : "Wa ma ta'malun" (dan apa saja yang kamu perbuat).
Kemudian ketahuilah bahwa iman kepada Qadar tidak berarti menghilangkan pelaksanaan sebab, bahkan melaksanakan berbagai sebab merupakan perintah Syari'ah. Hal itu dapat tercapai karena Qadar, karena bebagai sebab akan melahirkan musabab (akibat). Oleh karena itu, Amirul Mu'minin, Umar bin Khaththab, ketika pergi menuju Syam, di tengah perjalan dia mengetahui bahwa telah menyebar wabah penyakit di sana. Kemudian para sahabat bermusyawarah ; apakah perjalanan ini diteruskan atau kembali pulang ke Madinah ? Maka terjadilah perselisihan pendapat di antara mereka dan kemudian beliau memutuskan untuk kembali ke Madinah. Ketika beliau (Umar) sudah mantap pada pendapat tersebut, maka datanglah Abu Ubaidah Amir bin Al-Jarah seraya berkata : Hai Amirul Mu'minin, mengapa anda kembali ke Madinah dan lari dari Qadar Allah ?" Umar menjawab : " Kami lari dari Qadar Allah menuju Qadar Allah". Kemudian setelah itu datang Abdurrahman bin Auf (dia sebelumnya tidak ada di situ untuk memenui kebutuhannya), kemudian dia menceritakan bahwa Nabi pernah bersabda tentang wabah penyakit.
"Artinya : Bila kamu sekalian mendengar terjadinya wabah penyakit di bumi tertentu, maka janganlah kamu mendatanginya dan biarkan mereka yang terkena wabah itu mati tanpa perlu dikasihani." Kesimpulan perkataan Umar "lari dari Qadar Allah menuju Qadar Allah" itu merupakan dalil bahwa melaksanakan sebab juga termasuk Qadar Allah. Kita tahu bahwa apabila seseorang mengatakan " saya beriman kepada Qadar Allah dan Allah akan memberiku seorang anak dengan tanpa istri", maka orang tersebut dapat dikatakan gila. Begitu juga bila dia mengatakan "saya beriman kepada Qadar Allah dan saya tidak akan berupaya mencari rizki dan tidak melaksanakan sebab-sebab mendapatkan rizki", maka dia adalah dungu. Maka iman kepada Qadar tidak berarti menghilangkan sebab-sebab syar'iyah atau ikhtiar yang benar. Adapun sebab-sebab yang berupa prasangka yang dianggap palakunya sebagai sebab padahal bukan, maka hal itu di luar perhitungan dan tidak perlu diperhatikan.

Konsep Takdir dalam agama Islam
Taqdir berarti kepastian atau ketentuan. Yaitu suatu ketentuan yang telah ditetap Allah SWT kepada setiap hambaNya.
Ada yang namanya Taqdir Mubram yaitu suatu ketentuan yang bersifat pasti dan tak dapat dirubah oleh siapapun, seperti : Manusia pasti mati
dan ada yang namanya Taqdir Muallaq, yaitu suatu ketentuan berdasarkan situasi dan kondiri, seperti : Kalau seseorang itu rajin belajar, maka ia akan pandai, tapi jika ia malas, maka ia akan bodoh. orang yang rajin bekerja, ia akan kaya, tapi yang malas berusaha, ia akan miskin


Kesimpulan
Takdir dalam doktrin Quran bisa ditafsirkan oleh siapa saja sesuai kondisinya masing-masing. Sangat fleksibel dan tidak memiliki ketentuan yang pasti.

Kamis, 11 September 2008

keutamaan hari jum'at

Segala puji bagi Allah Rab semesta alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah y, beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang tetap istiqomah menegakkan risalah yang dibawanya hingga akhir zaman..

Wahai kaum muslimin ....Allah l telah menganugerahkan bermacam-macam keistimewaan dan keutamaan kepada umat ini. Diantara keistimewaan itu adalah hari Jum'at, setelah kaum Yahudi dan Nasrani dipalingkan darinya.Abu Hurairah zmeriwayatkan, Rasulullah bersabda:

"Allah telah memalingkan orang-orang sebelum kita untuk menjadikan hari Jum'at sebagai hari raya mereka, oleh karena itu hari raya orang Yahudi adalah hari Sabtu, dan hari raya orang Nasrani adalah hari Ahad, kemudian Allah memberikan bimbingan kepada kita untuk menjadikan hari Jum'at sebagai hari raya, sehingga Allah menjadikan hari raya secara berurutan, yaitu hari Jum'at, Sabtu dan Ahad. Dan di hari kiamat mereka pun akan mengikuti kita seperti urutan tersebut, walaupun di dunia kita adalah penghuni yang terakhir, namun di hari kiamat nanti kita adalah urutan terdepan yang akan diputuskan perkaranya sebelum seluruh makhluk". (HR. Muslim)

Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: "Hari ini dinamakan Jum'at, karena artinya merupakan turunan dari kata al-jam'u yang berarti perkumpulan, karena umat Islam berkumpul pada hari itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas. Allah l memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin berkumpul untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya. Allah l berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". (QS. 62:9)

Maksudnya, pergilah untuk melaksanakan shalat Jum'at dengan penuh ketenangan, konsentrasi dan sepenuh hasrat, bukan berjalan dengan cepat-cepat, karena berjalan dengan cepat untuk shalat itu dilarang. Al-Hasan Al-Bashri berkata: Demi Allah, sungguh maksudnya bukanlah berjalan kaki dengan cepat, karena hal itu jelas terlarang. Tapi yang diperintahkan adalah berjalan dengan penuh kekhusyukan dan sepenuh hasrat dalam hati. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir : 4/385-386).

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: Hari Jum'at adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jum'at seperti waktu mustajab pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan. (Zadul Ma'ad: 1/398).


KEUTAMAAN HARI JUM'AT

1. Hari Terbaik
Abu Hurairah z meriwayatkan bahwa Rasulullah y bersabada: "Hari terbaik dimana pada hari itu matahari terbit adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan surga serta dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum'at

2. Terdapat Waktu Mustajab untuk Berdo'a.
Abu Hurairah z berkata Rasulullah y bersabda: " Sesungguhnya pada hari Jum'at terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah y mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu itu (H. Muttafaqun Alaih)Ibnu Qayyim Al Jauziah - setelah menjabarkan perbedaan pendapat tentang kapan waktu itu - mengatakan: "Diantara sekian banyak pendapat ada dua yang paling kuat, sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadits yang sahih, pertama saat duduknya khatib sampai selesainya shalat. Kedua, sesudah Ashar, dan ini adalah pendapat yang terkuat dari dua pendapat tadi (Zadul Ma'ad Jilid I/389-390).

3. Sedekah pada hari itu lebih utama dibanding sedekah pada hari-hari lainnya.
Ibnu Qayyim berkata: "Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari lainnya laksana sedekah pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya". Hadits dari Ka'ab z menjelaskan: "Dan sedekah pada hari itu lebih mulia dibanding hari-hari selainnya".(Mauquf Shahih)

4. Hari tatkala Allah l menampakkan diri kepada hamba-Nya yang beriman di Surga.
Sahabat Anas bin Malik z dalam mengomentari ayat: "Dan Kami memiliki pertambahannya" (QS.50:35) mengatakan: "Allah menampakkan diri kepada mereka setiap hari Jum'at".

5. Hari besar yang berulang setiap pekan.
Ibnu Abbas z berkata : Rasulullah y bersabda:"Hari ini adalah hari besar yang Allah tetapkan bagi ummat Islam, maka siapa yang hendak menghadiri shalat Jum'at hendaklah mandi terlebih dahulu ......". (HR. Ibnu Majah)

6. Hari dihapuskannya dosa-dosa
Salman Al Farisi z berkata : Rasulullah y bersabda: "Siapa yang mandi pada hari Jum'at, bersuci sesuai kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum, lalu berangkat ke masjid, dan masuk masjid tanpa melangkahi diantara dua orang untuk dilewatinya, kemudian shalat sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya diampuni dosa-dosanya di antara dua Jum'at". (HR. Bukhari).

7. Orang yang berjalan untuk shalat Jum'at akan mendapat pahala untuk tiap langkahnya, setara dengan pahala ibadah satu tahun shalat dan puasa.
Aus bin Aus z berkata: Rasulullah y bersabda: "Siapa yang mandi pada hari Jum'at, kemudian bersegera berangkat menuju masjid, dan menempati shaf terdepan kemudian dia diam, maka setiap langkah yang dia ayunkan mendapat pahala puasa dan shalat selama satu tahun, dan itu adalah hal yang mudah bagi Allah". (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan, dinyatakan shahih oleh Ibnu Huzaimah).

8. Wafat pada malam hari Jum'at atau siangnya adalah tanda husnul khatimah, yaitu dibebaskan dari fitnah (azab) kubur.
Diriwayatkan oleh Ibnu Amru , bahwa Rasulullah y bersabda:"Setiap muslim yang mati pada siang hari Jum'at atau malamnya, niscaya Allah akan menyelamatkannya dari fitnah kubur". (HR. Ahmad dan Tirmizi, dinilai shahih oleh Al-Bani).

Rabu, 10 September 2008

english as a global language

English is a West Germanic language which arose historically from a number of Germanic varieties in England. As a result of the colonial history of the United Kingdom, it is the native language of much of the populations of numerous countries, including Ireland, the United States of America, Canada, Australia, New Zealand, and South Africa. It also functions as a lingua franca in international business, education and diplomacy, and is widely taught as a foreign or second language. Today, many other countries use English for official purposes or have adopted it as a national language, creating new varieties of English in nations such as India, Pakistan, Malaysia and Singapore.
Contents[
hide]
if (window.showTocToggle) { var tocShowText = "show"; var tocHideText = "hide"; showTocToggle(); }

The History of English
Initially,
Old English was a group of dialects reflecting the varied origins of the Anglo-Saxon kingdoms of England. Because of the Viking raids and settlements in the north-eastern part of Britain from the late 8th century onward, the West-Saxon dialect, spoken in the only remaining free Anglo-Saxon kingdom (Wessex), naturally dominates the surviving written record. The Vikings, mostly from Denmark, but also to some extent from Norway, influenced the English language in the areas where they mixed with the Anglo-Saxon population.
Proto-English
The
Germanic tribes who gave rise to the English language (the Angles, Saxons, Frisians, Jutes and perhaps even the Franks), traded with and fought with the Latin-speaking Roman Empire in the process of the Germanic invasion of Europe from the East. Many Latin words for common objects therefore entered the vocabulary of these Germanic people even before any of these tribes reached Britain; examples include camp, cheese, cook, dragon, fork, giant, gem, inch, kettle, kitchen, linen, mile, mill, mint (coin), noon, oil, pillow, pin, pound, punt (boat), soap, street, table, wall, and wine. The Romans also gave English words which they had themselves borrowed from other languages: anchor, butter, cat, chest, devil, dish, and sack.
According to the
Anglo-Saxon Chronicle, around the year 449, Vortigern, King of the Britons, invited the "Angle kin" (Angles led by Hengest and Horsa) to help him in conflicts with the Picts. In return, the Angles were granted lands in the south-east of England. Further aid was sought, and in response "came men of Ald Seaxum of Anglum of Iotum" (Saxons, Angles, and Jutes). The Chronicle talks of a subsequent influx of settlers who eventually established seven kingdoms, known as the heptarchy. Modern scholarship considers most of this story to be legendary, and politically motivated, and the identification of the tribes with the Angles, Saxons, and Jutes is no longer accepted as an accurate description (Myres, 1986, p. 46ff), especially since the Anglo-Saxon language is more similar to Frisian than any single one of the others.
Old English
See also:
Old English
English emerged from many Germanic dialects that were brought by Germanic invaders from northwestern Europe, from what is now
Germany, Denmark and the Netherlands. The previous, mostly Celtic languages of the British Isles were largely driven westwards as their speakers retreated or intermingled with the new settlers, and today there is little evidence of their presence in the vocabulary of English. Eventually, the Saxon tribes of Wessex came to dominate, and it was their dialects that provided most of the foundations of what later came to be seen as a new language, now called Old English.
Middle English
See also:
Middle English
Later Old English became heavily influenced by
Old Norse, brought with later Northern European Viking invaders, most of them from Denmark. The subjugation of the Anglo-Saxons in 1066 by the Normans led to swift change for their language. Its status declined quickly, as Norman French became the exclusive language of court and government. Latin has long been studied in England, but under the Normans its use also increased. English was still the everyday language of most people, however, as the country had entered a period of diglossia where the 'high' languages of French and Latin co-existed in separate levels of society from the 'low' language of English. However, as the centuries passed, Norman lords and barons adopted ever-more English, and Norman French fell out of favour. By the end of the fourteenth century, Richard II of England had taken his kingly oath in his native English tongue, and the language was restored to the dominant position it had enjoyed prior to the conquest. After 300 years of Norman French and Latin, however, plus the continued influence of Scandinavian dialects, the language had absorbed a tremendous amount of vocabulary from those languages, as well as shifting towards new patterns of syntax and phonology which would strongly distinguish Middle English from its later modern descendants.
Modern English
See also:
Early Modern English
From about the middle of the fifteenth century, significant changes began in the phonology of English: the pronunciation of
vowels in particular began to change. This 'Great Vowel Shift' saw the vowels of English move upwards in the mouth or diphthongise; for example, house was originally pronounced with the high back vowel [uː], as in ruse; it lowered and centralised slightly to [aʊ] over time, with the process most active in southern England and absent altogether in Scotland (where house is still [huːs]). In turn, as the highest vowels diphthongised, lower vowels moved up to replace them. The English lexicon also changed, with more words from Latin and modern French, plus a significant number from Greek. This has continued to the present day, with languages worldwide adding to the vocabulary of English.
Historical spread of English
The 'journey' of English around the world began with its movement throughout the
British Isles, eventually becoming the language most commonly spoken throughout the modern states of the United Kingdom and the Republic of Ireland. Meanwhile, the language reached North America though colonisation, and subsequently became widely spoken in Britain's colonies, such as the settlements of Australia and Canada. As these outposts developed in economic and political importance over the centuries, so the language became an essential lingua franca - to do business other peoples inside and outside the British Empire found it advantageous to learn English as a foreign or second language.
English as a global language
See also:
Varieties of English

An example of written English.
Speakers
Today, English may be identified as a
global language, due to its widespread use in business, the internet and amongst diverse groups of people who wish to overcome a language barrier. Estimates put the number of fluent speakers at upwards of half a billion,[1] a majority of whom are probably native speakers. However, there are many millions more with some knowledge of the language.
English as a threat to other languages
One argument concerning the apparent worldwide dominance of English is that it might be a threat to
linguistic diversity, with many languages going extinct as speakers switch to English. However, evidence of this phenomenon is actually thin on the ground. Outside the 'English-speaking nations' (countries historically most closely associated with English, such as England, New Zealand and Australia), most speakers of English learn it in addition to or alongside a native language. In addition, English is by no means dominant in every sphere of influence; some evidence suggests that more blogs are written in Japanese,[2] for example, and other tongues enjoy lingua franca status in various regions of the world. French and German, for example, are still much-used in Europe, and Swahili remains an important language for cross-cultural communication in East Africa.
Custom Search