Kompetisi pasar yang semakin ketat, peningkatan kebutuhan atas akses informasi, berbagai regulasi pemerintah, perubahan dan peningkatan demands yang semakin pesat, serta berbagai faktor sosio-ekonomis masyarakat lainnya, merupakan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan dunia industri. Berbagai upaya dilakukan untuk menanggapi pengaruh-pengaruh dinamis tersebut, antara lain: peningkatan sistem, manajemen organisasi, segmentasi pasar, differensiasi dan inovasi produk. Dan dewasa ini segala upaya tersebut tidak bisa dilepaskan dari perkembangan-perkembangan pesat dalam bidang Information Technology (IT); baik dari segi infrastruktur, implementasi maupun fungsinya.
Disisi lain, untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya, masyarakat memiliki dinamika dan pola-pola tersendiri dalam memfungsikan produk hasil perkembangan industri. Tiap-tiap kelompok sosial dalam masyarakat, melakukan proses pemaknaan dan pemfungsian yang spesifik dan unik untuk setiap produk hasil perkembangan dunia industri.
Dengan kata lain dari sudut pandang dunia industri, IT memiliki potensi besar baik sebagai enabling agent maupun sebagai supporting agent untuk pertumbuhan inovasi sosial masyarkat, yang pada gilirannya dapat memberikan keuntungan bagi dunia industri. Meskipun demikian pengembangan pemfungsian IT dalam masyarakat luas tidak jarang menghadapi berbagai kendala – yang dapat mengurangi potensial IT itu sendiri. Diantaranya adalah:
§ Tidak memadainya keterampilan dan kemampuan sumber daya manusia dalam pemfungsian IT
§ Kurang memadainya infrastuktur teknis yang menjadi prasyarat pemfungsian IT, serta
§ Karakteristik budaya dan tradisi masyarakat, khususnya dalam aspek komunikasi dan pertukaran informasi yang tidak selaras dengan karakteristik IT
Kondisi-kondisi lingkungan sosial kultural tersebut diatas, perhatian terbesar umumnya terpaku kepada penyediaan informasi yang dapat diakses dalam berbagai model jaringan dan aspek lainnya adalah penyediaan informasi dalam bentuk yang murah.
Project Objectives
Penyebaran informasi dengan menggunakan akses radio broadcasting diproyeksikan menjadi layanan informasi terpadu untuk mendekatkan informasi IPTEK sampai ke seluruh lapisan masyarakat yang ada dikota maupun didaerah, sehingga dapat mendukung pengembangan industri kecil, menengah dan koperasi. Selain itu juga untuk mendukung proses belajar-mengajar serta peningkatan inovasi didaerah. Hal yang terkahir diharapkan dapat menjadi pendukung dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Project Beneficiaries
Sebagaimana dicantumkan diatas, program ini diharapkan dapat memberikan suatu alternatif teknologi yang sengaja didesain untuk mereduksi permasalahan yang ditimbulkan dalam penyediaan infrastruktur telekomunikasi untuk mengakses pusat-pusat informasi, yang dalam hal ini khususnya aspek ekonomis.
Project Idea
Kebutuhan yang semakin besar untuk mengakses informasi dan berkomunikasi, menuntut orang untuk bisa mengakses pusat-pusat informasi baik yang berbasis suara (mis: informasi billing telepon 109) atau informasi yang berbasiskan data (Internet).
Secara konvensional akses ke pusat informasi tersebut dapat dilakukan melalui jaringan akses Wireline-POTS maupun Cellular – bilamana digunakan untuk mengakses Internet, maka sambungan telepon tersebut dikoneksikan ke Komputer (PC). Dan dalam hal ini, setiap pengakses akan dikenakan tarif penggunaan saluran telepon sepanjang dia menggenggam saluran telepon untuk mengakses informasi. Dengan metode tersebut ada beberapa kendala yang ditemui dengan akses informasi konvensional, diantaranya biaya akses yang tinggi, kecepatan akses dan terakhir kemampuan untuk mobilitas.
Untuk memecahkan masalah diatas dapat dipergunakan suatu teknologi alternatif untuk membuat sistem yang dapat mengakses sumber informasi (mis: E-Learning, Monitoring prosedur SIMTAP, DESA MAJU) dan kemudian penyebaran informasinya dilakukan dengan penumbangan teknik modulasi pada sistem radio broadcasting yang telah ada sebelumnya.
Project Methodology
Secara prosedural, teknis akses sistem tersebut adalah sebagai berikut:
§ Incoming call (pengakses) akan diarahkan untuk menuju Server IVR (Interactive Voice Respon), selanjutnya akan terdengar panduan suara yang memberikan pilihan menu kepada pengakses untuk memilih link ke Internet atau informasi yang memang sudah disediakan didalam Server IVR tersebut
§ Informasi tersebut selanjutnya akan dikirimkan melalui gelombang elektromagetik (FM/AM) yang banyak dilakukan oleh Stasiun Radio Broadcasting
§ Prosedur didalam sistem diatas, dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian proses penyambungan: [1] Proses penyambungan ke Serve IVR, [2] Proses Konversi, [3] Proses pengiriman informasi melalui gelombang elektromagnetik.
¸ Proses penyambungan didalam sistem akses internet melalui radio yang didial dari telepon pada intinya adalah proses penyambungan ke server IVR
¸ Mekanisme konversi informasi dari teks (Internet) ke format informasi suara adalah dengan menghubungkan perangkat lunak SPEECHBrowser ke suatu alamat Internet tertentu, dan selanjutnya informasi website tersebut diubah menjadi informasi yang berbasis suara (sebelumnya adalah berbasis teks). Konversi format informasi tersebut dibentuk dengan perangkat lunak Text to speech.
Sistem diatas sebenarnya dapat pula dikembangkan, sehingga terminal penerima (receiver) dapat menerima pesan yang sengaja ditinggalkan oleh pengirim pesan. Tentunya dalam hal ini terminal penerima telah mengalami modifikasi sedikit, yaitu dengan menambahkan ID Terminal yang spesifik untuk masing-masing terminal penerima.
Sedangkan supaya pesan yang dikirimkan tersebut bersifat rahasia, maka proses reengineering dilakukan pada exciter (Modulator Radio), yaitu dengan menambahkan perangkat SCA (Sub Carrier Authorization), dan cara kerjanya dapat diterangkan sebagai berikut:
- Panggilan yang datang akan disambungkan ke perangkat perekam (server IVR)
- Server IVR menerima perintah untuk merekam pesan untuk pelanggan nomor (ID) tertentu
- Server IVR kemudian mengirimkan notifikasi (bunyi alarm + pesan) ke terminal untuk memberitahukannya bahwa terdapat pesan untuknya.
- Sinyal notifikasi tersebut ditambahkan terlebih dahulu dengan informasi ID pelanggan, untuk kemudian dipancarkan melalui gelombang radio FM/AM.
- Terminal ViPho mempunyai kemampuan untuk membedakan informasi yang ditujukan untuknya melalui kode ID yang terdapat didalam terminalnya masing-masing. Sehingga hanya terminal dengan ID yang cocok saja yang dapat mendengarkan pesan untuknya.
- Nilai lain adalah terminal dapat digunakan untuk mendengarkan siaran FM/AM

Scheme Business
Belajar dari bisnis yang tumbuh dari Internet, model bisnis yang dapat dimulai dengan inisiatif dari operator telekomunikasi, dimana untuk unsur ini TELKOM telah memulainya dengan penyediaan server TELKOMMemo – Desa Maju yang telah disebar didivisi regional. Karena disadari bahwa tulang punggung dari sistem yang ditawarkan ini adalah server IVR dan operator telekomunikasi yang mengendalikan jaringan telepon baik lokal maupun interlokal.
Skema bisnis proyek ini akan memperkenalkan adanya Service Provider (SP), yang sepenuhnya akan berlaku seperti ISP (Internet Service Provider). SP tersebut dapat melakukan atau menjalankan bisnis dari proyek ini setelah sepenuhnya mendaftarkan diri kepada Owner proyek. SP dapat mengumpulkan uang yang ditarik dari uang keanggotaan dari orang-orang yang ingin berlangganan informasi atau dapat pula mengumpulkannya berdasarkan informasi yang dikirimkan ke pelanggan (variable cost), sehingga setiap pelanggan akan dikenakan biaya berlangganan yang berbeda tergantung banyak informasi yang terkirim.
Kesimpulan
Masyarakat rural merupakan komunitas yang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk berlangganan telepon, dalam rangka mempunyai suatu kemampuan untuk melakukan hubungan dengan komunitas/individu lainnya, akan tetapi keterbatasan akan sumber daya keuangan menghalangi ketersediaan telepon sebagai sarana telekomunikasi.
Penyediaan layanan Virtual Phone merupakan suatu sarana alternatif bagi masyarakat rural sebagai media komunikasi melalui jaringan PSTN. Disamping itu kehadiran layanan ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif bagi Network Provider setempat dalam rangka mengoptimalisasikan jaringan PSTN yang telah ada
Reference
- Spesifikasi Virtual Phone Terminal, Divisi Riset Teknologi Informasi, PT Telekomunikasi Indonesia.
- Radio Subcarriers or Subsidiary Communications Authority (SCA), Gregory P. Chapelle, 1999.
- Subsidiary Communications Multiplex Operations: Engineering Standards, Federal Communication Commission, 1983.
- Radio Subcarriers SCAs Subsidiary Communications Authority, Federal Communication Commission, 1996.
- ISD5008, Single-Chip Voice Record/Playback Device, ISD, 1999.
- KA22426D, AM/FM One-Chip Radio, Samsung Electronics.
- PIC16C7X, 8-Bit CMOS Microcontrollers with A/D Converter, Microchip technology Inc., 1997.
- MT3170B/71B, MT3270B/71B, MT3370B/71B, Wide Dynamic Range DTMF Receiver, Mitel, 1995.
- 24LC16B, 16 K (8 x 256 x 8) CMOS Serial EEPROM, Microchip technology Inc., 1993.
- CD4052BCM, Single 8-Channel Analog Multiplexer/Demultiplexer, Farchild Semiconductor, 1999.
- LMC568, Low Power Phase Locked Loop, national Semiconductor, 1999.
Samudra Prasetyo, penulis telah bekerja di R&D Center TELKOM sejak tahun 1996, pada saat ini beliau berkecimpung di Lab Value Added Service yang khusus menangani Jasa Nilai Tambah yang bergerak di PSTN ataupun jaringan lainnya - Flexi dan GSM. Pada saat ini penulis aktif bergerak dibidang SMS dan sedang mengerjakan prototype MMSC (Multimedia Messaging Service Center).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar